Hitstat

08 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 4 - Minggu 4 Selasa

Kesulitan dalam Mengalami Peralihan
Kisah Para Rasul 11:7-8
Lalu aku mendengar suara berkata kepadaku: Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah! Tetapi aku berkata: Tidak, Tuhan, tidak, sebab belum pernah sesuatu yang haram dan yang tidak tahir masuk ke dalam mulutku.

Ayat Bacaan: Kis. 11:7-8; 1:8

Kita telah menunjukkan bahwa kitab Kisah Para Rasul adalah sebuah kitab yang bermakna zaman. Satu ayat yang berhubungan dengan unsur zaman dalam Kisah Para Rasul adalah 1:8, dimana Tuhan memberi tahu murid-murid, “Kamu akan menerima kuasa bilamana Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Dalam Kisah Para Rasul 1:8 Tuhan Yesus memberi tahu murid-murid-Nya bahwa Dia akan memakai mereka sebagai saksi-saksi-Nya, tidak hanya di antara orang Yahudi di Yerusalem dan di seluruh Yudea, tetapi juga di antara orang-orang Samaria, dan bahkan di antara semua bangsa bukan Yahudi, sampai ke ujung bumi. Meskipun murid-murid itu mendengar perkataan ini, namun mereka tidak sadar apa yang sedang Tuhan katakan itu.
Dalam perkataan yang sederhana ini Tuhan menunjukkan bahwa murid-murid perlu mendobrak zaman Perjanjian Lama. Dari pengalaman murid-murid ini kita melihat bahwa mendengar adalah satu hal, tetapi menyadari dan mengalami apa yang telah di dengar itu adalah hal lain lagi. Misalnya, Petrus mendengar firman Tuhan dalam 1:8, tetapi meskipun demikian, ia sulit menerima penggenapan Tuhan terhadap firman ini. Dalam kitab Kisah Para Rasul, kaum beriman sebermula, termasuk rasul-rasul, berada dalam masa transisi. Kita telah menunjukkan bahwa bahkan rasul-rasul pun tidak memiliki visi yang jelas mengenai Allah meninggalkan barang-barang milik Yudaisme. Karena itu, Petrus dan para rasul lainnya tidak melalui masa transisi ini dengan sukses. Sebenarnya mereka melakukan sebuah kegagalan yang besar. Hal ini menyebabkan satu percampuran gereja dengan Yudaisme, dan hal itu tidak dihakimi oleh gereja sebermula di Yerusalem. Hal itu membuat Allah perlu memakai Titus dengan pasukan Romawinya pada tahun 70 untuk menghancurkan Yerusalem, Bait, dan agama Yahudi. Melalui Titus, percampuran agama di Yerusalem juga diakhiri. Kiranya kita semua melihat dari catatan dalam kitab Kisah Para Rasul mengenai perlunya satu peralihan zaman. Kita perlu berdoa, “Tuhan, palingkan aku, dari Perjanjian Lama ke dalam Perjanjian Baru.”

No comments: