Hitstat

12 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 4 - Minggu 4 Sabtu

Pertobatan Kepada Hayat
Kisah Para Rasul 11:18
Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: “Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan kepada hayat (TL.)

Ayat Bacaan: Kis. 11:18; Rm. 5:17b-18, 21b

Penebusan melalui darah mustika Kristus meletakkan fondasi dan membuka jalan untuk keselamatan Allah di dalam hayat (Kis. 11:18; Rm. 5:17b-18, 21b). Satu hari, empat ribu tahun setelah manusia diciptakan, Allah berinkarnasi menjadi seorang manusia, dan nama-Nya adalah Yesus. Pada saat itu Allah datang dan masuk ke dalam manusia untuk bersatu dengan manusia. Dia menjadi seorang manusia yang mempengaruhi kesatuan-Nya dengan ras manusia. Di alam semesta di antara ras manusia ada sejarah yang demikian. Dia telah disalibkan, tetapi tiga hari setelah Dia dikubur, Dia dibangkitkan. Ketika Dia dibangkitkan, kita juga dibangkitkan bersama Dia. Di dalam kebangkitan Dia membagikan hayat Allah kepada kita. Disalibkan bersama Dia adalah untuk penebusan, dan dibangkitkan bersama Dia adalah untuk keselamatan. Keselamatan Allah dilaksanakan melalui Dia membagikan diri-Nya kepada kita untuk ada di dalam kita melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus.
Tuhan ada di dalam kita, yaitu di dalam roh kita. Dia ingin bukan saja dilahirkan di dalam kita tetapi juga hidup dan bergerak bersama kita hari demi hari. Ketika kita berbicara, Dia berbagian. Kapan kala kita bekerja, Dia bersama kita. Hal ini tidak diketahui oleh orang yang tidak percaya. Orang yang tidak percaya berpikir bahwa untuk percaya kepada Yesus adalah percaya di dalam satu agama dan merubah tingkah laku orang secara luaran. Namun, Alkitab mengajar kita bahwa Allah adalah hayat, dan selain dari Dia tidak ada hayat. Hanya hayat-Nya adalah hayat kekal. Allah ini yang adalah hayat ingin masuk ke dalam manusia untuk menjadi hayat manusia. Dia menciptakan manusia agar manusia dapat menjadi bejana untuk diisi-Nya. Karena itu, hari ini setiap orang yang tanpa Allah atau tanpa Kristus adalah seorang manusia yang kosong; dia tidak memiliki realitas. Realitas manusia adalah Kristus, yang adalah Allah. Diri Allah sendiri berinkarnasi untuk menjadi seorang manusia. Di dalam manusia ini, Dia membawa ras manusia ke salib untuk mati di sana bersama Dia. Kemudian Dia membawa ras manusia bersama Dia dibangkitkan, dan di dalam kebangkitan ini Dia melahirkan mereka kembali.

No comments: