Hitstat

21 May 2010

Kisah Para Rasul Volume 7 - Minggu 2 Sabtu

Pembicaraan Paulus
Kisah Para Rasul 20:11
Setelah kembali di ruang atas, Paulus memecah-mecahkan roti lalu makan; sehabis makan ia masih berbicara lama lagi sampai fajar menyingsing. Kemudian ia berangkat.

Ayat Bacaan: Kis. 20:6, 11b; Ibr. 1:1-2; Kol. 3:16

Meskipun Paulus berencana untuk pergi ke Yerusalem, tetapi ia tinggal bersama orang-orang kudus di Troas selama tujuh hari (Kis. 20:6). Pada hari Tuhan, mereka berkumpul untuk memecahkan roti dan Paulus berbicara sampai tengah malam. Setelah membangkitkan seorang muda, Eutikhus, yang terjatuh karena tertidur lelap, Paulus memecahkan roti dan makan bersama. Setelah itu Paulus “berbicara lama lagi sampai fajar menyingsing. Kemudian ia berangkat” (Kis. 20:11b). Dalam hal ini kita nampak bahwa Paulus sepenuhnya berbeban terhadap Tubuh Tuhan.
Karena Allah kita adalah Allah yang hidup, Dia adalah Allah yang berbicara (Ibr. 1:1-2). Dia berbicara setiap saat, karena Dia memiliki banyak yang harus dibicarakan. Semakin kita berada di dalam roh dan diperkaya dengan firman Allah, semakin banyak kita ingin berbicara. Sebenarnya semakin kita berada di dalam roh dan diperkaya dengan firman Allah, semakin banyak kita ingin membicarakan Allah. Kita perlu berbicara setiap saat dan di setiap tempat kepada setiap orang. Kita dapat dan harus membicarakan Kristus kepada setiap orang yang kita lihat setiap hari karena setiap orang perlu mendengar firman Allah. Pembicaraan kita kepada mereka menjadi suatu persekutuan dari Allah Tritunggal.
Saudara saudari, kita seharusnya dapat melayankan hayat kepada orang-orang melalui membicarakan firman Tuhan agar gereja terbangun. Namun, kita harus terlebih dahulu menjadi orang yang membaca firman Allah dan me-nyimpan firman Allah dengan segala kekayaan-Nya didalam hati kita. Semoga setiap orang yang telah beroleh selamat, setiap hari sedikitnya meluangkan waktu sepuluh menit untuk membaca firman Allah. Membaca firman Allah hingga masuk ke dalam kita, sampai firman Allah berbicara secara pribadi kepada kita. Jika kita mempunyai hati yang terbuka di hadapan Allah, sikap yang lembut, dan sering memikirkan firman Allah, maka mudah sekali bagi kita menghafalkan firman Allah sehingga kita bisa dengan limpah ruah menyimpan firman Allah di dalam hati kita. Akhirnya, semua pembicaraan kita akan me-ministrikan Kristus sebagai hayat kepada setiap orang yang mendengarnya.

Hendaklah perkataan Kristus tinggal dengan limpahnya di antara kamu… (Kol. 3:16a)

No comments: