Hitstat

27 May 2010

Kisah Para Rasul Volume 7 - Minggu 3 Jumat

Menggembalakan Jemaat Allah
Kisah Para Rasul 20:28
Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah-Nya sendiri. (Tl.)

Ayat Bacaan: Kis. 14:23; 1 Tim. 3:2; Kol. 1:24; 1 Ptr. 5:1-4; Mat. 20:25-27; 23:10-11; 1 Tes. 5:12; 1 Tim. 5:17

Dalam Kisah Para Rasul 20:28 Paulus memberi tahu para penatua gereja di Efesus bahwa Roh Kudus telah menempatkan mereka di antara kawanan sebagai para penilik. Ini menunjukkan Roh Kudus bersatu dengan para rasul dalam menetapkan penilik, dan para rasul me-lakukannya menurut pimpinan Roh Kudus.
Kata Yunani untuk “penilik” adalah episkopos, dari epi, berarti atas, dan skopos, berarti menilik. Penilik di gereja lokal adalah penatua (1 Tim. 3:2). Dua sebutan ini mengacu kepada orang yang sama. Penatua, menunjukkan orang yang matang, dewasa; penilik menunjukkan fungsi seorang penatua. Tanggung jawab utama para penatua sebagai penilik bukanlah menguasai melainkan menggembalakan, memberi rawatan dengan lembut dan teliti kepada kawanan domba, kepada gereja Allah. Menggembalakan kawanan domba Allah menuntut penderitaan bagi Tubuh Kristus, seperti yang diderita oleh Kristus (Kol. 1:24). Penggembalaan disertai penderitaan ini adalah untuk menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu sebagai pahala (1 Ptr. 5:4).
Seorang saudara bernama Samuel Chang mengisahkan penggembalaan saudara Nee kepadanya. Saat itu istri saudara Chang masuk rumah sakit untuk dioperasi. Setelah dioperasi, musuh Allah menuduh istrinya terus menerus di dalam pikirannya bahwa ia akan segera mati. Ketika saudara Nee mendengar kabar ini, ia datang menjenguk lalu menyampaikan firman dalam Wahyu 12:11, ”Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba…” Setelah itu dia juga mengakui bahwa kegagalannya dalam merawat saudara Chang untuk tetap dalam persekutuan dengan Tuhan telah memberikan kesempatan bagi musuh untuk menyerang istrinya. Atas kegagalan ini saudara Nee dengan rendah hati meminta maaf kepada saudara Chang dan hal itu memberi terang kepada saudara Chang bahwa ia sendiri kurang mempersembahkan diri kepada Tuhan, sehingga musuh mendapat peluang, dan ia pun bertobat. Saat itu musuh segera meninggalkan istri saudara Chang dan Tuhan memberinya damai sejahtera. Melalui penggembalaan saudara Nee, keluarga saudara Chang dibawa kembali kepada kesatuan yang sepenuhnya dengan Kristus.

Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu. (Mat. 20:26-27)

No comments: