Hitstat

22 May 2010

Kisah Para Rasul Volume 7 - Minggu 3 Minggu

Melayani Tuhan dengan Kerendahan Hati
Kisah Para Rasul 20:19a
Dengan segala kerendahan hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan.

Ayat Bacaan: Kis. 20:16-21; Mat. 20:26-27; 2 Kor. 3:5

Dari Kisah Para Rasul 20:19, kita dapat melihat teladan Paulus dalam melayani Tuhan dimana dia melayani Tuhan dengan segala ke-rendahan hati. Arti nama “Paulus” adalah “kecil”. Hal ini menunjukkan bahwa sekalipun dia adalah rasul yang besar, namun dia tetap menyadari bahwa tanpa Tuhan, dirinya bukanlah apa-apa (2 Kor. 3:5). Saudara saudari jika kita nampak bahwa segalanya adalah pemberian Allah, lalu apa yang bisa kita megahkan? Kita harus nampak, bahwa kita bisa berdiri teguh sampai hari ini adalah karena belaskasihan Tuhan. Karena itu tidak ada yang patut kita megahkan. Orang yang mengenal karunia Allah tidak bisa tidak rendah hati.
Banyak orang mencari kekuasaan dan keuntungan, memperebutkan siapa yang terbesar, siapa yang teratas, dan siapa yang berkuasa. Sebaliknya dalam gereja, yang mau menjadi besar harus menjadi yang kecil, yang mau menjadi terkemuka harus menjadi hamba semua orang (Mat. 20:26-27). Apakah rendah hati itu? Rendah hati berarti tidak memberikan kedudukan bagi diri sendiri. Siapa yang berkata, “Saya mempunyai kekuasaan ini, saya seharusnya mendapatkan ini”, ia selamanya tidak bisa rendah hati.
Pada tahun 1858 di Cina, ada seorang yang terkena sakit cacar yang parah sekali. Dia tidak mempunyai keluarga yang dapat merawat dirinya dan di tempat itu tidak ada rumah sakit yang memiliki ruang I.C.U. Namun, seorang hamba Tuhan yang bernama Hudson Taylor menyanggupi untuk tinggal bersama orang sakit itu, mengobati dia siang malam dan melayaninya sampai meninggal dunia. Karena pelayanan itu, seluruh baju Hudson Taylor tertular oleh bakteri penyakit dan tidak boleh dipakai lagi, harus dibakar musnah. Tetapi ia tidak memiliki uang untuk membeli kain dan membuat pakaian baru, karena ia tidak menabung; jika uangnya lebih, ia berikan untuk menunjang sekerjanya, atau diberikan kepada orang miskin. Tepat waktu itu, seorang temannya mengirimkan kepadanya satu koper pakaian Hudson yang telah tertinggal satu tahun lebih di Siantou ke Ningpo. Sekali lagi ia mengalami “Eben-Haezer” (sampai di sini Tuhan menolong kita). Inilah teladan melayani dengan segala kerendahan hati.

Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. (Mrk. 10:45)

No comments: