Hitstat

26 May 2010

Kisah Para Rasul Volume 7 - Minggu 3 Kamis

Tidak Lalai Memberitakan Seluruh Maksud Allah
Kisah Para Rasul 20:20a
Sungguhpun demikian aku tidak pernah melalaikan apa yang berguna bagi kamu.

Kisah Para Rasul 20:27
Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.

Ayat Bacaan: Kis. 20:20; Mzm. 139:3; 1 Tes. 5:21; 1 Kor. 10:31-32

Dalam Kisah Para Rasul 20:20 Paulus mengatakan bahwa ia tidak lalai dalam memberitakan apa yang berguna bagi orang-orang kudus di Efesus, dan dalam ayat 27 ia mengatakan bahwa ia tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepada mereka.
Seluruh maksud Allah ada dalam Alkitab. Alkitab adalah buku yang sangat tepat. Tidak ada satu kata pun dalam Alkitab yang dapat disalahartikan atau digantikan. Jika seseorang itu lalai maka dia dapat kehilangan perkataan Tuhan. Semakin kita mengetahui perkataan Tuhan, semakin kita hati-hati. Orang yang ceroboh memiliki pembacaan Alkitab yang ceroboh. Segera setelah kita mendengar saudara yang berbicara tentang Alkitab, kita bisa tahu apakah orang tersebut ceroboh atau tidak. Dalam pembacaan maupun dalam menghafal ayat, banyak orang yang dapat ceroboh dengan kata-kata yang penting. Ini adalah kebiasaan yang buruk. Sangatlah mudah bagi kita untuk menjadi orang yang lalai dalam memahami Alkitab. Dalam beberapa kasus, kelalaian kita dapat menyebabkan pemahaman yang tidak tepat dalam perkataan Tuhan.
Hati Allah cermat, dengan teliti Dia memeriksa segala gerakan kita (Mzm. 139:3). Hati kita terhadap Allah juga harus cermat. Orang yang cermat baru dapat memahami dan bereaksi terhadap kehendak Allah. Membicarakan perkara tentang Kristus harus seperti Lukas, memeriksa, menulis, membicarakan de-ngan cermat, supaya orang lain dapat mengetahui bahwa segala sesuatu yang diajarkan sungguh benar (Luk. 1:3-4). Kita harus mengutarakan visi yang kita lihat, tidak saja harus mengutarakan, bahkan mengutarakan dengan teliti dan tuntas. Harus seperti Paulus, tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah; juga seperti Priskila dan Akwila, “dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah” (Kis. 18:26). Di hadapan Tuhan kita harus membangun kebiasaan untuk menjadi akurat. Jika kita tidak akurat, kita akan mengorbankan keakuratan Tuhan. Jika kita memiliki kebiasaan tidak akurat, kita tidak akan mendapatkan apa-apa ketika membaca Alkitab. Kita harus menyadari betapa akuratnya Alkitab. Kita harus dilatih oleh Tuhan untuk menjadi akurat.

Sebab aku tidak akan berani berkata-kata tentang sesuatu yang lain, kecuali tentang apa yang telah dikerjakan Kristus olehku. (Rm. 15:18a)

No comments: