Hitstat

17 February 2011

Roma Volume 7 - Minggu 1 Kamis

Semua adalah Belas Kasihan Allah
Roma 9:16
Jadi, hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi kepada belas kasihan Allah.
Roma 11:6
Jika hal itu terjadi berdasarkan anugerah, maka bukan lagi berdasarkan perbuatan...

Ayat Bacaan: Rm. 9:15, 11:4-5

Injil sepenuhnya adalah perkara belas kasihan Allah. Dalam Roma 9:15 Paulus mengutip perkataan Tuhan, “Aku akan menaruh belas kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan.” Jika kita memikirkan bagaimana Tuhan membawa kita masuk ke dalam kehidupan gereja di dalam pemulihan Tuhan, maka kita akan menyembah Dia untuk belas kasihan-Nya. Kita bukan berada di dalam gereja karena kita lebih pandai atau lebih baik dari pada orang lain. Keberadaan kita di sini mutlak karena belas kasihan Allah. Roma 11:4-5 mengatakan, “Aku masih meninggalkan tujuh ribu orang bagi-Ku, yang tidak pernah sujud menyembah Baal. Demikian juga pada waktu ini terdapat suatu sisa, menurut pilihan berdasarkan anugerah.” Injil, pelayanan hayat, dan kehidupan gereja di dalam pemulihan Tuhan, telah Allah karuniakan kepada kita. Sungguh suatu belas kasihan bahwa kita diselamatkan dan bahwa kita rela untuk mengambil jalan Tuhan!
Dalam penempuhan hidup gereja kita, jangan menaruh kepercayaan kepada apa yang dapat kita lakukan atau di dalam rencana-rencana kita. Sebaliknya, berlututlah di hadapan Tuhan dan sembahlah Dia untuk belas kasihan-Nya. Semakin kita menyembah Dia untuk belas kasihan-Nya, semakin kita akan ditinggikan. Bukannya bergumul untuk memikul kewajiban, kita malahan akan menemukan bahwa di dalam belas kasihan-Nya, Tuhan sedang memikul kita. Jika kita mengalami Dia yang memikul kita, selera batin kita akan menjadi semanis madu. Satu alasan mengapa kita bisa hari demi hari gembira adalah karena kita belajar bersandar pada belas kasihan Tuhan. Seringkali kita memohon agar Tuhan melakukan banyak hal bagi kita, tetapi pernahkah kita memuji dengan bersyukur kepada-Nya untuk belas kasihan-Nya? Saudara saudari, terjaganya kita dalam hidup gereja, bukanlah perkara yang berasal dari usaha manusia, melainkan sepenuhnya belas kasihan Allah. Kerelaan kita tidak akan membantu, dan usaha itu sia-sia. Namun, belas kasihan Allah, bekerja secara ajaib, mengalahkan ketidakstabilan serta kelemahan-kelemahan kita. Oleh sebab itu, palingkanlah mata kita dari diri dan keadaan kita dan tekunlah memandang kepada-Nya yang senantiasa membelaskasihani kita.

Jadi, Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia mengeraskan hati siapa yang dikehendaki-Nya. (Rm. 9:18)

No comments: