Hitstat

22 February 2011

Roma Volume 7 - Minggu 2 Selasa

Penyaluran Allah—Menurut Kebenaran-Nya
Mazmur 89:15
Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Mu, kasih dan kesetiaan berjalan di depan-Mu.

Ayat Bacaan: Rm. 1:17; 3:21, 25, 26; 5:17, 21; 8:10; Ibr. 1:8; Why. 22:1

Kebenaran Allah adalah kedudukan, pendirian, dan dasar bagi pe- nyaluran Allah. Tanpa kebenaran, takhta Allahpun tidak akan memiliki kedudukan. Seluruh alam semesta ini bersandar kepada kebenaran Allah. Jika tiba-tiba tidak ada kebenaran, maka alam semesta ini akan jatuh. Kerajaan Allah dibangun di atas kebenaran (Ibr. 1:8). Kebenaran adalah dasar penopang yang kepadanya semua hal bersandar. Langit, bumi, dan segala sesuatu di alam semesta ini berdasarkan kepada kebenaran Allah.
Dalam ekonomi-Nya Allah Tritunggal damba untuk menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam tiga bagian dari manusia, yaitu ke dalam roh, jiwa, dan tubuh manusia. Namun, jika Allah tidak memenuhi tuntutan-tuntutan kebenaran-Nya, maka Dia tidak akan dapat melaksanakan penyaluran diri-Nya ke dalam kita. Kebenaran Allah menuntut kita mati karena dosa kita. Namun, jika kita mati, maka kita akan binasa. Karena Allah tidak menghendaki kita binasa, maka Dia menyediakan Kristus sebagai pengganti kita. Misalnya kita ingin menyalurkan jus ke dalam sebuah gelas, tetapi kita menemukan bahwa gelas itu kotor. Sebelum menyalurkan jus itu ke dalam gelas, maka kita harus membersihkan gelas itu terlebih dahulu. Demikian juga, sebelum Allah dapat masuk ke dalam kita, maka Putra-Nya harus menjadi seorang manusia dan mati di kayu salib bagi kita, mencucurkan darah-Nya untuk membasuh kita dari dosa-dosa kita. Hal ini membuat kita menjadi bejana yang bersih, dan siap untuk dipenuhi dengan Allah Tritunggal. Seorang Kristen yang tepat adalah orang yang telah mati bersama dengan Kristus dan yang setiap hari bertingkah laku menurut fakta ini. Jika kita mengalami kematian salib, maka kita akan menjadi benar di dalam segala sesuatu, dengan setiap orang, dan di dalam setiap hal.
Jika kita ingin mengalami penyaluran Allah Tritunggal, maka kita harus mengambil posisi kita di hadapan-Nya sebagai orang-orang yang telah di-salibkan. Kita harus percaya dan mengumumkan fakta tentang kematian kita bersama dengan Kristus di kayu salib. Karena kita mati bersama dengan Kristus secara praktis, maka Allah akan memiliki kedudukan untuk menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam kita dengan segala kekayaan-Nya. Haleluya!

Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. (Why. 22:1)

No comments: