Hitstat

10 February 2017

Wahyu - Minggu 1 Jumat



Pembacaan Alkitab: Why. 1:1; 14:15
Doa baca: Why. 14:15
Seorang malaikat lain keluar dari Bait Suci; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada Dia yang duduk di atas awan itu, "Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai; sebab tuaian di bumi sudah masak.


Aspek utama dari kitab ini ialah Allah sedang memulihkan bumi, supaya seluruh bumi menjadi kerajaan-Nya (11:15). Ketika Kristus datang untuk kali pertama, Ia telah membawa Kerajaan Allah datang bersama-sama (Luk. 17:21; Mat. 12:28). Kerajaan ini sudah meluas menjadi gereja (Mat. 16:18-19), gereja akan merampungkan berdirinya Kerajaan Allah di seluruh bumi. Di satu aspek, Kerajaan Allah pada hari ini adalah di dalam gereja, di aspek lain, Kerajaan Allah sedang datang melalui kaum beriman pemenang (12:10). Kemudian Kristus dan kaum beriman pemenang akan memerintah bangsa-bangsa dalam Kerajaan Seribu Tahun (2:26-27; 12:5; 20:4, 6).

Kitab Wahyu merupakan kesimpulan semua tulisan Yohanes. Semua tulisan Yohanes terdiri dari tiga kategori: kitab Injil, Surat Kiriman, dan Kitab Wahyu. Injil Yohanes membicarakan perkara penyaluran hayat. Surat Kiriman Yohanes mengetengahkan persekutuan untuk pertumbuhan hayat. Sekalipun hayat telah diberikan kepada kita, namun hayat itu perlu bertumbuh. Hayat bertumbuh melalui persekutuan. Kategori terakhir tulisan Yohanes, Kitab Wahyu, membicarakan penuaian hayat. Pertama, hayat disalurkan, kemudian bertumbuh, dan terakhir, hayat itu dituai. Tanpa Kitab Wahyu, kita memiliki penyaluran hayat dan pertumbuhan hayat, namun tanpa penuaian hayat.

Kitab Wahyu juga merupakan kesimpulan Perjanjian Baru, yang terdiri dari empat kitab Injil, Kitab Kisah Para Rasul, Surat-surat Kiriman, dan Kitab Wahyu. Dalam keempat kitab Injil kita nampak penaburan benih hayat, karena dalam kitab Injil Yesus datang untuk menaburkan diri-Nya ke dalam manusia sebagai benih hayat; menaburkan diri-Nya ke dalam sejumlah kecil orang, seperti Petrus dan Yohanes. Dalam Kitab Kisah Para Rasul kita nampak perkembangbiakan hayat ini. Dalam Surat-surat Kiriman kita nampak pertumbuhan hayat. Dalam Kitab Wahyu, sekali lagi kita nampak penuaian hayat. Dalam Wahyu 14 kita memiliki ladang yang siap dituai dan pengumpulan hasil.

Sebagai kitab terakhir dalam Alkitab, Kitab Wahyu adalah kesimpulan, kegenapan, dan perampungan segenap wahyu ilahi, yaitu seluruh Alkitab. Sebagian besar benih kebenaran wahyu ilahi ditaburkan dalam Kitab Kejadian, kitab pertama dalam Alkitab. Dalam kitab-kitab berikutnya, terutama dalam kitab-kitab Perjanjian Baru, benih itu bertumbuh, berkembang, dan dituai dalam Kitab Wahyu. Dalam Kitab Kejadian ada benih wahyu ilahi, dalam kitab-kitab berikutnya benih ini makin berkembang, dan dalam Kitab Wahyu terjadi penuaian atas wahyu ilahi ini. Dalam Kitab Wahyu, sampailah kita pada tujuan dari seluruh Alkitab. Setelah sampai pada tujuan ini, kita bisa memahami kitab ilahi ini.

Seluruh Alkitab mewahyukan Kristus. Sebagai kesimpulan, kegenapan, dan perampungan Alkitab, Kitab Wahyu lebih-lebih adalah "wahyu Yesus Kristus" (1:1). Beberapa aspek visi mengenai Kristus, seperti Kristus sebagai Imam Besar di antara gereja-gereja, yang merawat gereja dalam kasih namun dengan sikap menghakimi (1:13-16); Dia sebagai Singa-Anak Domba di tengah-tengah takhta Allah dan keempat makhluk hidup dan di tengah-tengah kedua puluh empat tua-tua alam semesta, yang membuka ketujuh meterai dari administrasi universal Allah (5:1—6:1); Dia sebagai satu "Malaikat lain yang kuat", turun dari surga, untuk memiliki seluruh bumi (10:1-8; 18:1); dan sebagainya, tidak pernah disingkapkan oleh kitab-kitab lainnya seperti dalam kitab ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 1, Berita 1

No comments: