Pembacaan Alkitab: Why. 1:11-20
Doa baca: Why. 1:12
Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara
kepadaku. Setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki pelita dari
emas.
Dalam Kitab Wahyu, gereja-gereja diwahyukan sebagai kaki pelita (1:11-20).
Sebagai kaki pelita, gereja bersinar dalam kegelapan. Gereja bukan lampu,
gereja adalah kaki pelita, kaki yang menyangga lampu. Tanpa lampu, kaki pelita
itu sia-sia dan tidak ada artinya. Kristus itulah lampu, dan gereja adalah kaki
pelita yang menyangga lampu itu. Allah berada di dalam Kristus dan Kristus
sebagai lampu disangga oleh kaki pelita untuk memancarkan kemuliaan Allah.
Inilah kesaksian gereja.
Sebagai kaki pelita, gereja-gereja lokal
bersifat emas. Emas mengacu kepada sifat ilahi Allah. Semua gereja lokal bersifat
ilahi, mereka terbentuk dari sifat ilahi Allah. Tanpa keilahian, tidak akan ada
gereja. Meskipun gereja tersusun dari keinsanian dengan keilahian, namun yang utama
bukanlah keinsanian, melainkan keilahian, sifat ilahi Allah. Gereja adalah
sesuatu yang memancarkan Kristus dan tersusun dari sifat ilahi.
Kaki pelita bersinar di dalam kegelapan.
Jika tidak ada kegelapan, tidak diperlukan terang kaki pelita. Supaya pelita
bisa bercahaya, haruslah ada minyak di dalamnya. Jika minyak yang ada di dalam pelita
terbakar, maka terang memancar keluar menembus semua kegelapan. Inilah fungsi
gereja. Fungsi gereja tidak hanya untuk berkhotbah atau mengajarkan doktrin. Dalam
malam yang gelap pekat di zaman ini, gereja harus memancarkan kemuliaan Allah.
Inilah kesaksian gereja.
Semua kaki pelita itu identik satu
dengan yang lain. Banyak orang Kristen memiliki konsepsi yang salah, yaitu
masing-masing ingin berbeda dengan orang-orang Kristen lainnya. Ketika saya
tiba di Amerika Serikat tahun 1970, saya menemukan ada sebagian orang Kristen yang
terkasih bingung karena semua gereja lokal sama. Mereka berkata bahwa mereka
akan berusaha sekuat tenaga agar mereka berbeda dengan yang lain. Pendapat
demikian tidak benar. Setiap orang memiliki satu kepala, dua bahu, dua lengan, dua
tangan, dan sepuluh jari; dan setiap kepala manusia memiliki tujuh lubang: dua
mata, dua telinga, dua lubang hidung, dan satu mulut. Karena itu, menggelikan
sekali, bila kita berkata, "Aku tidak ingin memiliki penampilan seperti
orang-orang pada umumnya. Agar berbeda, aku ingin memiliki lima lubang saja di kepalaku."
Betapa menggelikan hal ini! Semua perbedaan yang ada di dalam gereja lokal
dalam Wahyu 2 dan 3 bersifat negatif, bukan bersifat positif. Di aspek
positifnya, semua gereja lokal haruslah identik, karena mereka semua merupakan tujuh
kaki pelita emas. Jika Anda menjajarkan ketujuh kaki pelita di atas meja di
depan Anda, kalau Anda tidak memberi nomor atau memberi label, Anda tidak akan
mampu membedakannya. Ketujuh kaki pelita itu semuanya sama.
Pada suatu hari, Tuhan menunjukkan
kepada saya bahwa keempat sisi dari Yerusalem Baru persis sama. Setiap sisi temboknya
dibangun dari bahan yang sama -- yaspis. Jadi bukannya satu sisi dibangun
dengan permata yaspis, dan sisi lainnya dengan kuningan. Tidak, keempat sisinya
sama. Demikian juga, secara universal, semua gereja haruslah sama. Mereka tidak
perlu sama dalam organisasinya, tetapi mereka harus identik dalam penampilannya.
Sebagai contoh, gereja-gereja di Selandia Baru haruslah sama dengan gereja-gereja
di Jepang. Karena kita semua adalah satu gereja, semua gereja di bumi haruslah sama
secara universal. Inilah kesaksian Yesus.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 1, Berita 3
No comments:
Post a Comment