Pembacaan Alkitab: 1 Ptr. 5:10
Doa baca: 1 Ptr. 5:10
Dan Allah, sumber segala anugerah, yang telah
memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan melengkapi,
meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika
lamanya.
Dalam alam semesta ini hanya ada dua sumber — Allah
dan Iblis. Setelah Allah menciptakan manusia, Dia menempatkannya di depan kedua
pohon itu, yang melambangkan dua sumber. Allah dilambangkan dengan pohon hayat,
sedang Iblis dilambangkan dengan pohon pengetahuan baik dan jahat. Allah adalah
sumber hayat; jika kita berhubungan dengan-Nya, kita berhubungan dengan hayat. Iblis
adalah sumber maut; jika kita berhubungan dengannya, berarti kita berhubungan dengan
maut. Karena itu, Allah dengan tegas melarang Adam makan pohon pengetahuan baik
dan jahat, karena akibatnya adalah maut. Allah menghendaki manusia berhubungan dengan-Nya
agar menerima hayat. Jika kita berhubungan dengan pohon pengetahuan baik dan jahat,
bukan dengan pohon hayat, berarti kita berhubungan dengan maut. Allah menghendaki
manusia berhubungan dengan-Nya untuk menerima hayat. Tetapi pada saat manusia jatuh,
Adam berpaling kepada Iblis, sumber lainnya.
Dalam Alkitab ada dua sumber, dua garis, dan dua
akibat. Pertama, kita memiliki pohon hayat, garis hayat, dan Yerusalem Baru. Pohon
hayat akan ada di dalam Yerusalem Baru. Tanpa pohon hayat, Yerusalem Baru tidak
akan memiliki kenikmatan apa pun. Satu-satunya kenikmatan di dalam Yerusalem Baru
adalah pohon hayat.
Kemudian, dalam Alkitab ada sumber kedua dan garis
kedua: pohon pengetahuan baik dan jahat serta garis maut. Hasil sumber ini adalah
lautan api.
Butir penting dari pembahasan kita tentang pohon
hayat dan pohon pengetahuan baik dan jahat adalah: struktur kehidupan kristiani
kita seperti yang diwahyukan dalam 1 Petrus
1 sangat berbeda dengan konsepsi alamiah kita yang menurut pengetahuan baik dan
jahat. Saya sangat senang melihat bahwa menurut 1Petrus 1, struktur dasar Surat
Kiriman ini dan seluruh kehidupan kristiani adalah Allah Tritunggal.
Dalam ayat 20-21 kita memiliki Allah Tritunggal
untuk kita alami sampai kepada hayat yang kekal. Mula-mula, Yudas meminta kita untuk
berdoa di dalam Roh Kudus. Kemudian ia menyuruh kita memelihara diri dalam kasih
Allah sambil menantikan rahmat dari Tuhan kita, Yesus Kristus. Inilah “untuk hayat
yang kekal”, yaitu sampai kepada kenikmatan dan bertambahnya hayat kekal.
Apakah maksud-nya
kita menantikan rahmat Tuhan kita Yesus Kristus sampai kepada hayat yang kekal?
Ya, kita memang sudah memiliki hayat yang kekal di dalam kita, namun mungkin kita
belum menikmati hayat ini sepenuhnya. Sebagian orang Kristen malah hampir tidak
pernah menikmati hayat yang kekal sama sekali. Mereka tidak tahu bahwa mereka dapat
menikmati hayat kekal itu. Kita pun mungkin tidak mengalami pertambahan hayat yang
kekal. Allah telah memberi kita hayat yang kekal dengan tujuan agar kita bisa menikmati
hayat ini dan akan terus bertambah di dalam kita. Karena itu, kata-kata “untuk hayat
yang kekal” berarti sampai kepada kenikmatan dan pertambahan hayat yang kekal, sekarang
dan di dalam kekekalan.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Yudas, Berita 5
No comments:
Post a Comment