Pembacaan Alkitab: Yud. 22-25
Doa baca: Yud. 24
Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu
tersandung dan yang membawa kamu tanpa bernoda dan dengan penuh kegembiraan di
hadapan kemuliaan-Nya.
Yudas berkata bahwa berdoa dalam Roh Kudus, memelihara
diri kita dalam kasih Bapa, dan menantikan rahmat Tuhan menghasilkan kenikmatan
hayat kekal pada saat ini. Di dalam kita sudah ada hayat kekal. Namun, jika kita
tidak berdoa dalam Roh Kudus, dan tidak memelihara diri kita tetap dalam kasih Bapa,
dan tidak menantikan rahmat Tuhan, kita tidak akan menikmati hayat kekal ini. Tetapi
bila kita melakukan semua hal tersebut, hayat kekal di dalam kita menjadi kenikmatan
kita.
Tidak hanya demikian, walaupun kita memiliki hayat
kekal, kapasitas hayat kita ini mungkin agak terbatas. Tetapi jika kita berdoa dalam
Roh itu, memelihara diri kita dalam kasih Bapa, dan menantikan rahmat Putra, hayat
kekal di dalam kita akan bertumbuh besar. Karena itu, “untuk hayat yang kekal” bukan
hanya berarti sampai kepada kenikmatan hayat kekal, melainkan juga sampai kepada
pertumbuhan, peningkatan kapasitas dari hayat kekal itu. Mengalami hal itu adalah
hidup di dalam Allah Tritunggal.
Dalam ayat 22-23 Yudas menunjukkan lebih lanjut
bahwa karena kita hidup di dalam Allah Tritunggal, kita perlu memperhatikan dan
merawat orang lain dengan belas kasihan dan rasa takut. Ketika kita hidup di dalam
Allah Tritunggal, kita akan memiliki rasa prihatin yang sungguh-sungguh terhadap
orang lain. Kita akan memperhatikan orang-orang yang lebih muda dan lebih lemah,
juga orang-orang yang ragu-ragu. Tetapi jika kita tidak hidup di dalam Allah Tritunggal,
kita tidak akan memiliki perhatian yang demikian terhadap orang-orang yang lemah.
Dalam ayat 23 Yudas meminta kita untuk menunjukkan belas kasihan yang disertai ketakutan,
membenci pakaian-pakaian yang dicemarkan oleh daging (dosa, LAI). Di satu pihak
kita berbelas kasihan kepada orang lain, di pihak lain kita harus takut terhadap
bahaya penularan dosa, membenci hal-hal yang dicemarkan oleh nafsu daging.
Sewaktu kita berbelas kasihan kepada orang lain,
kita perlu mempunyai rasa takut terpengaruh oleh mereka. Hal-hal kedosaan itu mudah
menular. Jika kita tidak disertai rasa takut sewaktu menunjukkan belas kasihan kepada
mereka, kita bisa dicemari “kuman-kuman” mereka. Misalnya, Anda ingin membantu seseorang
yang terlibat dalam pekerjaan yang najis dan bersifat duniawi. Jika Anda tidak berhati-hati,
bukan Anda yang menolong orang itu, sebaliknya Anda sendiri yang tercemar dan akhirnya
bersatu dengannya melakukan pekerjaan itu. Karena itu, agar kita tidak tercemar,
kita perlu menunjukkan belas kasihan kepada orang lain dengan disertai rasa takut.
Ayat 24-25 merupakan penutup dari Surat Kiriman
ini. Dalam pujian penutup ini, penulis surat ini menunjukkan dengan jelas bahwa
meskipun dia telah menasihati kaum beriman untuk berusaha dalam hal-hal yang disebutkan
dalam ayat 20-23, hanya Allah, Juruselamat kita, yang berkuasa menjaga mereka dari
tersandung dan menempatkan mereka di hadapan kemuliaan-Nya tanpa noda dalam kegembiraan.
Kemuliaan di sini adalah kemuliaan Allah kita yang agung dan Juruselamat kita, Yesus
Kristus, yang akan ternyata pada saat Dia menyatakan diri-Nya (Tit. 2:13; 1 Ptr.
4:13) dan yang di dalamnya Dia akan datang (Luk. 9:26).
Sumber:
Pelajaran-Hayat Yudas, Berita 3
No comments:
Post a Comment