Pembacaan
Alkitab: Luk. 10:25-37; 10:33
Doa
baca: “Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam
perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya
oleh belas kasihan.” (Luk. 10:33)
Prototipe Kehidupan yang Layak untuk
Menjadikan Dia sebagai Manusia-Penyelamat
Tuhan Yesus menempuh kehidupan manusia sejati
berdasarkan pikiran, tekad, dan emosi Allah – untuk mengekspresikan Allah dalam
atribut Allah. Dia hidup berdasarkan pikiran, tekad, dan emosi Allah untuk
mengekspresikan Allah dalam atribut Allah. Dalam Injil Lukas terdapat banyak
teladan tentang kehidupan Manusia-Penyelamat. Misalkan dalam kasus orang
Samaria yang murah hati (Luk. 10:25-37), kehidupan insani orang Samaria yang
murah hati ini mengekspresikan Allah, kasihnya bukan hanya kasih insani, tapi
adalah kasih insani yang diteguhkan, dikuatkan, dan diperkaya oleh kasih ilahi
sehingga kasihnya adalah kasih yang unggul.
Dalam hal Manusia-Penyelamat datang kepada Zakheus
(19:1-10) dan dalam hal pemberesan terhadapnya, kita nampak sesuatu yang ilahi.
Di dalam Dia ada sesuatu yang begitu menarik Zakheus, ini lebih dari sekedar
kemahatahuan ilahi-Nya, yang membuat Zakheus mencari bahkan menerima Dia dalam
rumahnya. Inilah hayat dan kehidupan Manusia-Allah.
Pikiran, tekad, dan emosi manusia yang dimiliki Tuhan
Yesus menjadi organ untuk menampung hayat Allah – menampung pikiran, tekad, dan
emosi Allah. Kebajikan manusia-Nya menjadi kulit luar, gambar, untuk
mengekspresikan atribut Allah supaya Allah dapat diekspresikan dalam kehidupan
manusia. Dari hal ini kita nampak bahwa kebajikan insani kita – kasih, terang,
kudus, dan benar – sama seperti kulit luar, gambar yang diciptakan oleh Allah
dalam Kejadian 1:26. Jika Dia hidup di bumi hanya untuk waktu yang singkat,
maka hanya ada ekspresi yang sesaat saja dari atribut ilahi dalam
kehidupan-Nya. Selamat tahun-tahun-Nya di bumi, Dia terbukti tanpa cacat atau
ketidaksempurnaan. Inilah yang membuat Dia layak menjadi Manusia-Penyelamat.
Kehidupan-Nya menyusun suatu prototipe bagi kaum beriman-Nya.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 61
No comments:
Post a Comment