Hitstat

28 September 2019

Lukas - Minggu 33 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Im. 25:8-13
Doa baca: “Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu, jangan kamu menabur, dan apa yang tumbuh sendiri dalam tahun itu jangan kamu tuai, dan pokok anggur yang tidak dirantingi jangan kamu petik buahnya.” (Im. 25:11)


Makna Tahun Kelima Puluh


Yobel, tentunya terjadi pada tahun kelima puluh. “Tahun yang kelima puluh itu harus menjadi tahun Yobel bagimu” (Im. 25:11a). Tahun kelima puluh adalah setelah tujuh tahun sabat, yaitu setelah tujuh kali tujuh tahun. Dalam perlambangan sabat mengacu kepada perhentian. Maka tujuh tahun sabat menandakan tujuh kali tujuh perhentian. Kemudian tahun Yobel terjadi pada permulaan dari satu periode yang baru dari tujuh tahun. Sama seperti hari Pentakosta adalah pada hari kelima puluh, hari pertama setelah tujuh minggu, demikian juga tahun Yobel. Dalam Kitab Suci, Tuhan Yesus bangkit pada hari kedelapan yang adalah hari pertama dari minggu itu. Fakta bahwa tahun Yobel terjadi pada tahun kelima puluh menunjukkan bahwa perhentian demi perhentian itu berakhir dalam kebangkitan.

Jika kita ingin menikmati yobel, kita perlu berada pada tahun kelima puluh. Empat puluh sembilan tahun sebelum yobel, orang-orang Israel menjual tanah mereka dan menjual diri mereka sendiri. Demikian juga, dalam pengalaman kita selama tujuh tahun sabat yang lalu, kita menjual harta milik dan bahkan menjual diri kita sendiri. Tetapi ketika tahun kelima puluh tiba, tidak ada lagi penjualan yang demikian; tetapi segala sesuatu berada di dalam kebangkitan. Hal-hal yang usang telah berlalu, dan sekarang segala sesuatu menjadi baru. Dalam perkataan Paulus, “Jadi, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Kor. 5:17).

Dalam Imamat 25:11b-12, terdapat permintaan yang tidak lazim bahwa pada tahun Yobel umat itu tidak boleh menabur, menuai, atau memetik, tetapi makan hasil tanah itu. Hal ini menandakan bahwa kita tidak boleh berjerih lelah di atas diri Kristus dengan kekuatan alamiah kita, melainkan dengan sederhana menikmati kekayaan Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 65

No comments: