Pembacaan
Alkitab: Yoh. 5:19-47; Rm. 5:6
Doa
baca: “Karena waktu kita masih lemah,
Kristus telah mati untuk kita orang-orang fasik pada waktu yang ditentukan
Allah.” (Rm. 5:6)
Hayat bukan Tuntutan
Setiap orang pasti memiliki kedambaan
dalam hatinya untuk bisa mencapai standar tertinggi dari kehidupan manusia dan
agama menawarkan hal tersebut. Agama menawarkan penghidupan yang kudus, sabat
(perhentian) kudus, malaikat-malaikat, dan keselamatan. Tetapi, mustahil
seorang manusia dapat memelihara atau melaksanakan agama yang demikian. Hal ini
terlihat dalam Yohanes 5 yang memberi gambar bahwa seseorang di dunia ini tidak
mampu untuk melakukan apa-apa. Ia tak mampu mengangkat tilamnya. Bahkan,
berdiri dan berjalan pun ia tidak mampu. Yohanes 5:25 mengatakan, “Orang-orang
mati akan mendengar suara Anak Allah.” Kondisi ini menunjukkan kematian rohani.
Seseorang yang mati tidak mampu melakukan apa- apa. Seseorang yang mati hanya
memerlukan satu hal yaitu hayat.
Saudara saudari, janji-janji yang
diberikan oleh agama kepada kita sangatlah baik. Namun, ketika mencoba
menjalankannya, apakah Anda pernah merasakan gagal, tidak mampu, dan tertekan?
Inilah yang dituntut oleh agama. Agama berjanji memberikan keselamatan, namun
dengan syarat yakni, Anda sendirilah yang melakukannya. Anda harus berusaha
dengan sekuat tenaga Anda. Namun, hal ini bertolak belakang dengan kedatangan
Putra Allah. Putra Allah datang membawakan hayat, kehidupan, sehingga kita
sekarang mampu menempuh hidup yang kudus dan memiliki perhentian.
Seringkali ketika menempuh kehidupan
yang penuh tekanan, kita lupa bahwa kita memerlukan hayat. Padahal, Putra Allah
telah datang ke dunia untuk memberikan hayat kepada kita. Namun, kita masih
berusaha dengan kemampuan kita sendiri. Tetapi jangan khawatir! Putra Allah ini
tahu keperluan Anda. Ia mau datang kepada Anda dan bertanya kepada Anda,
“Maukah engkau sembuh?” Oh, betapa besar pengharapan yang Ia berikan kepada
kita. Terhadap pertanyaan-Nya, marilah kita merespon, “Ya Tuhan, aku mau
menerima firman-Mu! Aku mau sembuh!”
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 1, Berita 14
No comments:
Post a Comment