Pembacaan
Alkitab: Yoh. 7:1-53
Doa
baca: “Dunia tidak dapat membenci kamu, tetapi ia membenci
Aku, sebab Aku bersaksi tentang dia bahwa pekerjaan-pekerjaannya jahat.” (Yoh.
7:7)
Pencari Hayat, Berisikan Hayat
Keadaan agama hari ini sama dengan keadaan agama yang
digambarkan dalam Yohanes pasal 7. Yohanes 7:1-2 memperlihatkan adanya rencana
tersembunyi dari agama dan hari raya agama untuk membunuh Yesus. Inilah fakta yang terjadi di dalam agama.
Kaum agamawan di satu pihak sedang menyembah Allah, namun di pihak lain, mereka
mencari dan berkomplot untuk membunuh pencari Allah yang sejati. Mereka
menyerang seorang pencari hayat yang sejati. Dari potongan ini kita bisa
melihat, Yesus sebagai Allah pencipta rela menjadi Manusia, dan dianiaya oleh
ciptaan-Nya. Sungguh ini bukan perkara yang mudah, karena itu kita perlu
belajar mengapresiasi Dia di dalam kerelaan-Nya.
Yohanes 7:3-4 selanjutnya memperlihatkan, tidak hanya
agamawan yang menganiaya hayat ini, tetapi juga orang-orang yang tidak percaya,
yang adalah saudara-saudara Yesus (Yoh. 7:5). Mereka menantang Yesus untuk
mencari kemuliaan dunia hal ini merupakan suatu hal yang mengerikan. Hari ini
pun demikian, kita perlu siaga terhadap ketenaran.
Selanjutnya kita melihat Tuhan dibatasi dalam waktu
(Yoh. 7:6-9). Ia adalah Allah yang kekal tak terbatas (Rm.9:5), Tuhan sang
Mahakuasa (Yes. 9:5), namun mau dibatasi dalam aktivitas-Nya di bumi dengan
hidup menjadi manusia (Yoh. 7:10). Ia rela kehilangan kebebasan dan menjadi
terikat dalam waktu. Dia rela untuk tidak bertindak dengan bebas. Dalam
ke-mahatahuan-Nya pun, Ia menjadi manusia paling rendah. Ia seolah buta huruf dan
tak berpendidikan, tetapi sebenarnya Ia tidak hanya melek huruf saja, Ia pun
mengerti pikiran, hati, dan roh manusia. Ini memperlihatkan Ia sepenuhnya tidak
mencari kemuliaan-Nya sendiri, tetapi kemuliaan Bapa. Kita pun perlu belajar
demikian. Mencari kemuliaan Bapa dalam setiap kegiatan kita, untuk menyatakan
sumber dan asal kita adalah Allah Bapa (Yoh. 7:25-36; 13:3). Sepeti bejana
tanah liat yang tanpa semarak tetapi, berisi hayat yang mustika, surgawi.
Inilah prinsip penting yang harus kita miliki.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 1, Berita 18
No comments:
Post a Comment