Hitstat

16 January 2020

Yohanes - Minggu 09 Kamis


Pembacaan Alkitab: Yoh. 7:1-53
Doa baca: “Dunia tidak dapat membenci kamu, tetapi ia membenci Aku, sebab Aku bersaksi tentang dia bahwa pekerjaan-pekerjaannya jahat.” (Yoh. 7:7)


Pencari Hayat, Berisikan Hayat


Keadaan agama hari ini sama dengan keadaan agama yang digambarkan dalam Yohanes pasal 7. Yohanes 7:1-2 memperlihatkan adanya rencana tersembunyi dari agama dan hari raya agama untuk membunuh Yesus.  Inilah fakta yang terjadi di dalam agama. Kaum agamawan di satu pihak sedang menyembah Allah, namun di pihak lain, mereka mencari dan berkomplot untuk membunuh pencari Allah yang sejati. Mereka menyerang seorang pencari hayat yang sejati. Dari potongan ini kita bisa melihat, Yesus sebagai Allah pencipta rela menjadi Manusia, dan dianiaya oleh ciptaan-Nya. Sungguh ini bukan perkara yang mudah, karena itu kita perlu belajar mengapresiasi Dia di dalam kerelaan-Nya.

Yohanes 7:3-4 selanjutnya memperlihatkan, tidak hanya agamawan yang menganiaya hayat ini, tetapi juga orang-orang yang tidak percaya, yang adalah saudara-saudara Yesus (Yoh. 7:5). Mereka menantang Yesus untuk mencari kemuliaan dunia hal ini merupakan suatu hal yang mengerikan. Hari ini pun demikian, kita perlu siaga terhadap ketenaran.

Selanjutnya kita melihat Tuhan dibatasi dalam waktu (Yoh. 7:6-9). Ia adalah Allah yang kekal tak terbatas (Rm.9:5), Tuhan sang Mahakuasa (Yes. 9:5), namun mau dibatasi dalam aktivitas-Nya di bumi dengan hidup menjadi manusia (Yoh. 7:10). Ia rela kehilangan kebebasan dan menjadi terikat dalam waktu. Dia rela untuk tidak bertindak dengan bebas. Dalam ke-mahatahuan-Nya pun, Ia menjadi manusia paling rendah. Ia seolah buta huruf dan tak berpendidikan, tetapi sebenarnya Ia tidak hanya melek huruf saja, Ia pun mengerti pikiran, hati, dan roh manusia. Ini memperlihatkan Ia sepenuhnya tidak mencari kemuliaan-Nya sendiri, tetapi kemuliaan Bapa. Kita pun perlu belajar demikian. Mencari kemuliaan Bapa dalam setiap kegiatan kita, untuk menyatakan sumber dan asal kita adalah Allah Bapa (Yoh. 7:25-36; 13:3). Sepeti bejana tanah liat yang tanpa semarak tetapi, berisi hayat yang mustika, surgawi. Inilah prinsip penting yang harus kita miliki.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 1, Berita 18

No comments: