Pembacaan Alkitab: Yoh. 8:12-20
Doa baca: “Yesus berkata lagi kepada mereka, 'Akulah
terang dunia; siapa saja yang mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam
kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang kehidupan.'” (Yoh. 8:12)
Terang Hayat
yang Membebaskan Kita dari Perbudakan Dosa
Bagaimana Tuhan Yesus membebaskan
kita dari dosa? Yaitu melalui masuk ke dalam kita sebagai terang hayat. Ketika
kita menerima Tuhan, Ia masuk ke dalam kita sebagai hayat kita. Hayat yang
tinggal di dalam kita ini kini menerangi batin kita. Berangsur-angsur namun
dengan spontan, terang hayat yang tinggal di dalam kita membebaskan kita dari
belenggu dosa. Hal ini bukanlah perkara yang instan, melainkan memerlukan
waktu.
Sebagai gambaran, kita bisa
menggunakan masalah temperamen kita. Setiap orang mempunyai temperamen, dan
temperamen ini adalah ekspresi pertama sifat ular kita. Ekspresi utama Iblis di
dalam kita ialah temperamen kita. Temperamen kita sangat mengganggu kita,
merepotkan kita sepanjang waktu. Sangat sulit bagi kita untuk lepas dari
temperamen kita. Namun, sejak kelahiran kembali, Tuhan Yesus masuk ke dalam
kita, menjadi hayat kita. Hayat ini terusmenerus menerangi batin kita. Semakin
Tuhan menerangi batin kita, semakin kita bebas dari temperamen kita. Saudara
Lee bersaksi bahwa kadang-kadang ketika ia marah, terang ini bersinar dengan kuat.
Pernahkan Anda mengalami perkara seperti ini, di mana pada saat Anda
marah-marah, terang bersinar? Sesungguhnya di saat sedemikian, kita sedang dihentikan
oleh penyinaran batin. Saudara Lee lanjut bersaksi bahwa sebelumnya ia sulit
untuk lepas dari temperamennya, namun setelah melewati pengalaman selama lima
puluh tahun, ia menjadi sulit marah.
Hal ini dapat diumpamakan
dengan pengobatan sinar radium yang diterapkan untuk beberapa penyakit. Si
pasien duduk di bawah sinar radium, dan sinarnya ditransfusikan ke dalamnya.
Demikian juga, kita memiliki sinar radium surgawi di dalam kita, dan sinar radium
ini membunuh sifat ular. Inilah terang hayat yang membebaskan kita dari
perbudakan dosa. Untuk mengalaminya, kita perlu bersandar pada hayat-Nya di dalam
kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 2, Berita 20
No comments:
Post a Comment