Pembacaan Alkitab: Yoh. 6:16-59
Doa baca:
“Akulah
roti kehidupan yang telah turun dari surga. Jikalau seseorang makan roti ini,
ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang akan Kuberikan itu ialah daging-Ku
yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.” (Yoh. 6:51)
Hayat
Kebangkitan Kristus
Agar Tuhan dapat kita makan
dan menjadi hayat kita, Tuhan perlu disembelih. Dalam ayat 51b Tuhan berkata, “Dan
roti yang akan Kuberikan itu ialah daging-Ku yang akan Kuberikan untuk hidup
dunia.” Tuhan telah memberikan tubuh-Nya, yaitu daging-Nya, mati bagi kita,
agar kita mendapatkan hayat. Dalam ayat 52, Tuhan berkata bahwa darah-Nya juga
diperlukan dalam penebusan. Ayat 54 membicarakan daging dan darah ini secara
terpisah, sehingga menyatakan kematian-Nya. Makan daging-Nya dan minum
darah-Nya berarti menerima Dia sebagai hayat dan suplai hayat di dalam
penebusan-Nya, melalui percaya kepada apa yang Ia kerjakan bagi kita di kayu
salib.
Walaupun Ia telah disalibkan
dan disembelih, namun Ia hidup. Dia adalah satu-satunya yang hidup dalam
kebangkitan. Tuhan harus bangkit, baru bisa tinggal di dalam kita menjadi hayat
dan suplai hayat kita (ayat 56). Makan Tuhan Yesus berarti menerima Dia ke
dalam kita, tercerna secara hayat oleh manusia baru yang dilahirkan kembali,
kemudian kita hidup berdasarkan Tuhan yang kita terima. Setelah bangkit, Tuhan
naik ke surga. Naik ke surga adalah bukti telah rampungnya karya penebusan-Nya
(Ibr. 1:3). Hal ini membuktikan bahwa karya-Nya di atas salib telah memuaskan
Allah Bapa.
Setelah kebangkitan dan
melalui kebangkitan, Tuhan Yesus menjadi Roh pemberi-hayat, sehingga Ia bisa
menjadi hayat dan suplai kita. Ketika kita menerima Dia sebagai Juruselamat
yang mati tersalib dan bangkit, Roh pemberi-hayat segera masuk ke dalam kita,
memberikan hayat yang kekal kepada kita. Kita bisa membuktikan hal ini melalui
menyeru nama Tuhan Yesus. Ketika kita menyeru, “Oh, Tuhan Yesus!” kita akan
menerima Roh itu, karena hari ini Tuhan Yesus adalah Roh itu. Roh itu adalah persona
Tuhan Yesus yang terkasih.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 1, Berita 16
No comments:
Post a Comment