Pembacaan Alkitab: Yoh. 9:1-3; 10:21
Doa baca: “Waktu Yesus sedang lewat,
Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.” (Yoh. 9:1)
Manusia yang Buta Sejak Lahir
Injil Yohanes dibagi ke
dalam dua kelompok peristiwa. Enam peristiwa pertama menunjukkan Tuhan membawa
manusia kepada segala sesuatu yang positif. Tetapi dalam ketiga peristiwa
terakhir, Tuhan melepaskan manusia dari segala sesuatu yang negatif karena Ia
melepaskan kita dari dosa, kebutaan, dan kematian. Dalam kelompok tiga
peristiwa ini, dosa diletakkan pada tempat pertama di antara perkara-perkara
negatif lainnya karena dosa merupakan asal kebutaan dan kematian. Kebutaan
berasal dari dosa, dan kematian merupakan akhir dari dosa.
Yesus adalah terang dunia
dan Dia dengan cara hayat bisa membuat orang yang buta melihat (Yoh. 10:10,
28). Peristiwa penyembuhan orang buta yang ada dalam pasal ini dilakukan oleh
Tuhan pada hari Sabat seolah untuk menyingkapkan kesia-siaan ritual agama.
Kebutaan adalah masalah kematian, karena itu, orang buta memerlukan “cahaya
Injil tentang kemuliaan Kristus” (2 Kor. 4:4) untuk menyoroti mereka. Prinsip
dalam Yohanes 9 adalah mengubah maut menjadi hayat. Murid-murid bertanya kepada
Tuhan, “Siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya
sehingga ia dilahirkan buta?” (Yoh. 9:2) tetapi jawaban Tuhan adalah,
“Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi supaya pekerjaan-pekerjaan Allah
dinyatakan di dalam dia,” (Yoh. 9:3).
Injil Yohanes adalah kitab
hayat. Tuhan datang kepada manusia sebagai pohon hayat yaitu Allah sendiri
sebagai hayat kita. Murid-murid selalu menanyakan pertanyaan dengan jawaban ya
atau tidak tetapi dalam pelatihan Tuhan selama tiga setengah tahun, Tuhan
melatih mereka untuk dapat lepas dari pohon pengetahuan, berpaling pada Allah,
Sang pohon hayat. Ketika masih berdosa, kita kehilangan penglihatan dan tidak
dapat melihat apa pun. Kebutaan kita adalah karena alamiah kita yang berdosa.
Karena itu, penting untuk kita mengakui bahwa kita berdosa, kita buta, dan
memerlukan Dia untuk melepaskan kita dari kebutaan kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 2, Berita 21
No comments:
Post a Comment