Pembacaan Alkitab: Yoh. 6:16-59
Doa baca: “Kata Yesus kepada mereka,
‘Akulah roti kehidupan; siapa saja yang datang kepada-Ku, ia tidak akan pernah
lapar lagi, dan siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia tidak akan pernah haus
lagi.’” (Yoh. 6:35)
Kristus Pemberi Damai dan Roti Hayat
Kita hidup dalam dunia yang
penuh gangguan. Tak ada seorang pun yang damai. Kita semua memiliki kesusahan.
Akan tetapi, Kristus datang ke dalam dunia yang penuh gangguan ini sebagai
Kristus pemberi damai (Yoh. 6:16-21). Yohanes 6 menunjukkan Kristus adalah
Pemberi makanan bagi dunia yang lapar dan Pemberi damai bagi dunia yang penuh
gangguan.
Laut yang bergolak dan angin
kencang melambangkan kesusahan dalam hidup manusia. Akan tetapi, Yesus berjalan
di atas air (Yoh. 6:19) dan menaklukkan segala kesulitan kehidupan manusia.
Ketika murid-murid menyambut Dia ke dalam perahu mereka, seketika itu juga
perahu itu sampai di pantai yang mereka tuju (Yoh. 6:21). Inginkah Anda
mempunyai kehidupan yang tenang? Anda harus menyambut Yesus ke dalam “perahu“ kehidupan
Anda. Dia adalah Kristus yang merawat dan Kristus yang memberi damai. Puji
Tuhan!
Dalam ayat 22-31 kita
menjumpai para pencari makanan yang dapat binasa, yang melakukan sesuatu untuk
bekerja bagi Allah. Konsepsi manusia yang jatuh ialah selalu ingin melakukan
sesuatu bagi Allah. Tetapi konsepsi Tuhan mengenai manusia terhadap Allah ialah
percaya ke dalam Dia, yaitu menerima Dia sebagai hayat dan suplai hayat.
Melalui inkarnasi dengan mengambil bagian dalam daging dan darah (Ibr. 2:14),
Dia dapat menjadi roti hayat, suplai hayat dalam bentuk makanan, yang
mengaruniakan hayat kepada manusia. Kemudian, kematian Tuhan adalah langkah
yang Ia ambil untuk menjadikan diri-Nya siap sedia agar dapat kita nikmati
sebagai makanan kita. Hari ini kita tahu bahwa Tuhan adalah Domba Allah yang
mati bagi kita, mencurahkan darah-Nya untuk menebus dosa kita, serta memberikan
daging-Nya untuk kita makan agar menjadi hayat kita. Demi iman kita menerima
darah-Nya, dan demi iman pula kita makan daging-Nya. Kemudian kita
memperoleh-Nya sebagai hayat kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 1, Berita 16
No comments:
Post a Comment