Hitstat

20 April 2006

Kejadian Volume 1 - Minggu 1 Kamis

Akibat Pemberontakan Iblis
Kejadian 1:2
“Bumi belum berbentuk (menjadi gersang - TL.) dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.”

Pemberontakan Iblis membawa masuk penghakiman Allah (Yeh. 28:15-18). Allah tidak dapat membiarkan adanya pemberontakan di tengah ciptaan-Nya. Ayub 9:5-7 mengatakan bahwa “Allah membongkar-bangkirkan gunung-gunung dalam murka-Nya, menggeser bumi dari tempatnya, memberi perintah kepada matahari sehingga tidak terbit dan mengurung bintang-bintang dengan meterai.” Akibat hukuman Allah ini, langit tidak lagi memancarkan terang. Bumi tertutup kegelapan dan tenggelam dalam air.
Wahyu 12:4 mencatat bahwa pada saat memberontak, Iblis menyeret sepertiga dari para malaikat (sepertiga bintang) untuk memberontak kepada Allah. Hal ini bisa saja terjadi karena malaikat-malaikat yang menguasai dan memerintah alam semesta pra-Adam berada di bawah tangan Iblis. Para malaikat itu kini menjadi roh-roh jahat di udara (Ef. 2:2; 6:12).
Seluruh makhluk hidup yang berada di bumi pada waktu itu juga mengikuti Iblis memberontak melawan Allah. Mereka pun dihakimi oleh Allah. Sesudah dihakimi Allah, seluruh makhluk hidup itu menjadi roh-roh jahat (najis) yang tidak bertubuh. Itulah sebabnya mereka suka masuk ke dalam tubuh jasmani manusia atau binatang. Roh-roh jahat (najis) ini bergerak di bumi dan tinggal di dalam air (lih. Mat. 8:28-32). Air, yang dengannya Allah telah mengakhiri mereka, menjadi lautan yang dalam, tempat roh-roh jahat (najis) harus tinggal. G.H. Pember juga membuktikan bahwa di bawah samudera yang sangat dalam terdapat jurang yang tidak terduga dalamnya (abyss), yang merupakan tempat roh-roh jahat (najis) tinggal.

Asal Mula Iblis (3) - Imam
Yeh. 28:14; Yes. 14:12; Kel. 24:10, 17; 25:20

Yehezkiel 28:12b mengatakan bahwa Iblis “penuh hikmat”. Ini mungkin mengacu kepada pengertiannya atas kehendak Allah. Ini berarti saat itu ia menjabat sebagai imam.
Yehezkiel 28:14a mengatakan, “Engkaulah kerub terurap yang menudungi - (TL.), di gunung kudus Allah engkau berada.” Iblis adalah kerub terurap yang menudungi. Mungkin ini mengacu kepada ia menaungi (lih. Kel. 25:20) tabut perjanjian Allah di surga (Why. 11:19). Allah pernah mengurapi dan mengangkat pemimpin malaikat itu untuk menaungi tabut perjanjian-Nya. Yehezkiel memberitahukan bahwa kerub membawakan kemuliaan Allah (9:3; 10:18) dan sangat dekat dengan takhta Allah (10:1; 1:26). Hal ini menunjukkan, sebelum memberontak, Iblis tentu sangat dekat dengan Allah, membawakan kemuliaan Allah. Yehezkiel juga memberitahukan bahwa kerub itu ialah empat makhluk hidup yang mengemban fungsi khusus bagi Allah (10:20). Lagi pula keempat makhluk hidup dalam kitab Yehezkiel itu sama dengan yang ada dalam Kitab Wahyu (Yeh. 1:10, lih. Why. 4:7). Mereka berperan sebagai pemimpin dalam penyembahan kepada Allah. Hal ini sekali lagi menyatakan bahwa saat itu ia adalah imam besar dalam alam semesta yang memimpin semua makhluk menyembah Allah.
“… di gunung kudus Allah engkau berada dan berjalan-jalan di tengah batu-batu yang bercahaya-cahaya” (Yeh. 28:14b). Ini tentu di surga, tempat kemuliaan Allah dinyatakan. Seorang Imam Allah tentu harus berada di tempat yang terdekat dengan Allah untuk melayani Allah. Selanjutnya, dalam Kitab Keluaran 24:10, 17, Musa, Harun, dan banyak orang lainnya melihat batu-batu nilam dengan kemuliaan Allah bagaikan api yang menghanguskan di bawah takhta Allah. Itulah batu-batu yang bercahaya-cahaya, seperti yang disebutkan dalam Yehezkiel ini. Dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa saat itu, Iblis juga memiliki wewenang khusus untuk bergerak di daerah kemuliaan Allah, tepat di bawah takhta Allah, dan sangat dekat dengan Allah.
Saudara saudari, asal mula Iblis amatlah elok. Ia adalah kerub yang diurapi Allah, yang paling dekat dengan Allah, menempati kedudukan yang tertinggi dalam ciptaan Allah. Ia sempurna dalam jalannya sejak ia diciptakan. Ia tidak saja memiliki jabatan raja tetapi juga jabatan imam. Namun karena ambisinya yang ingin melampaui Allah, maka Iblis telah disingkirkan dari kedudukan dan pelayanannya. Hari ini masih banyak orang yang mengikuti langkahnya yang salah. Padahal Allah telah memilih kita sebagai imam-imam dan raja-raja-Nya (Why. 5:9-10; 20:4-6) untuk mengambil alih kedudukan dan pelayanan Iblis, agar Iblis dipermalukan dan Allah dipermuliakan.

Penerapan:
Jika di dalam kita ada sifat pemberontak, misalnya: tidak taat terhadap pimpinan Tuhan yang di dalam, tidak taat terhadap orang yang lebih tua, kita perlu waspada, karena hal itu akan membawa masuk penghakiman Allah yang membuat kita merasa kosong dan gelap.

Pokok Doa:
Tuhan, ampuni diriku, seringkali aku sok pintar dan tidak taat pada pimpinan-Mu. Tuhan beriku hati yang mau taat, supaya setiap tindakanku sesuai dengan pimpinan-Mu.

No comments: