Hitstat

19 April 2006

Kejadian Volume 1 - Minggu 1 Rabu

Bumi Menjadi Gersang Dan Kosong
Kejadian 1:2
“Bumi belum (menjadi—Tl.) berbentuk (gersang, sepi, sunyi, muram, hancur [Inggris: desolate]—Tl.), dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.”

Terjemahan yang lebih tepat dari ayat dua adalah “Bumi menjadi gersang, sepi, sunyi, muram, hancur, dan kosong.” Kata “menjadi” menunjukkan bahwa bumi “telah berubah menjadi sesuatu yang lain”, menjadi begitu menyedihkan dan kosong. Yesaya 45:18 mengatakan, “Ia menciptakannya bukan supaya kosong.” Ayub 38 juga menunjukkan bahwa ketika Allah “meletakkan dasar bumi”, “menetapkan ukurannya” dan “merentangkan tali pengukur padanya”, bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama, dan semua anak Allah (malaikat-malaikat) bersorak-sorai. Ini menunjukkan bahwa bumi pada mulanya diciptakan oleh Allah dalam bentuk yang baik karena Allah tidak menghendaki kekacauan (1 Kor. 14:33). Ciptaan-Nya pasti sempurna. Karena itu, kondisi gersang, sepi, sunyi, dan kosong dalam ayat dua, bukanlah kondisi asli penciptaan Allah pada mulanya.
Yeremia 4:23-26 menunjukkan alasannya. Ayat 26 mengatakan bahwa semua ini tak lain karena murka-Nya yang menyala-nyala. Mengapa Allah begitu murka dan menghukum alam semesta? Tidak ada alasan yang lebih tepat kecuali dosa. Dari Yehekiel 28:15, kita tahu bahwa penghulu malaikat telah memberontak kepada Allah. Dialah Iblis. Allah tidak menciptakan malaikat yang jahat. Allah menciptakan pemimpin malaikat yang baik dan sempurna. Pada saat memberontak, sejumlah besar malaikat mengikutinya dan berada di bawah kuasanya (Why. 12:4, 9). Seluruh mahkluk hidup yang ada di bumi waktu itu juga ikut dalam pemberontakan ini. Karena dosa inilah, Allah menghakimi bumi sehingga menjadi gersang, kosong, dan gelap.

Asal Mula Iblis (2) - Raja
Ayb. 38:4-7; Yeh. 28:13; Dan. 10:13; Yoh. 12:31; Ef. 2:2; Luk. 4:5-6; Yud. 9

Yehezkiel 28 menggambarkan jabatan Iblis dalam alam semesta sebelum pemberon-takan dan perusakannya. Ayat tiga belas mengatakan, “Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah penuh segala batu permata yang berharga”. G.H. Pember mengatakan bahwa ini menunjukkan tempat tinggalnya yang terbuat dari batu-batu permata.
Menurut bahasa aslinya, dalam ayat tiga belas seharusnya ada kalimat yang berbunyi, “Engkau selalu disertai bunyi seruling dan rebana, yang disediakan pada hari penciptaanmu (T.L.)”. Pada zaman kuno, alat-alat musik seperti nafiri, seruling dan kecapi dipakai untuk raja-raja (Dan. 3:5; 6:18). Hal ini menunjukkan bahwa penghulu malaikat itu (sekarang menjadi Iblis) adalah raja, pemegang kedudukan tertinggi dalam alam semesta sebermula.
Saat itu, Allah benar-benar telah menunjuk penghulu malaikat itu sebagai kepala alam semesta dan Allah pun telah menyerahkan segala makhluk dan benda ciptaan, baik yang di langit maupun yang di bumi kepadanya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus sendiri menyebutnya sebagai “Penguasa dunia ini” (Yoh. 12:31). Rasul pun menyebutnya sebagai “Penguasa kerajaan angkasa” (Ef. 2:2). Lukas 4:5-6 juga menegaskan “Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya: ‘Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki.’” Bohongkah ini? Kalau bohong, tentunya Tuhan Yesus sudah menghardik Iblis. Karena Tuhan Yesus tidak menegurnya, pasti ini adalah fakta. Kalau ini adalah fakta, kapankah Allah memberikan semuanya itu kepada Iblis? Pasti ini terjadi sebelum ada Adam.
Posisi dan pangkat Iblis waktu itu begitu tinggi, sampai-sampai “Bahkan pemimpin malaikat Mikhael … tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan” (Yud. 9). Mikhael adalah salah satu pemimpin malaikat (Dan. 10:13). Ia tidak berani menghardik Iblis. Ini membuktikan bahwa dulu pangkat Iblis tentu lebih tinggi daripada Mikhael. Jadi, kita dapat menarik kesimpulan bahwa Iblis pasti adalah raja, pemimpin malaikat yang tertinggi pangkatnya.
Iblis yang asalnya memiliki kedudukan yang begitu mulia, sekarang menjadi begitu hina. Hal ini harus menjadi peringatan serius bagi kita, jangan kita mengulangi kesalahan yang sama.
Sebaliknya kita asalnya adalah orang dosa yang sangat kasihan, namun Allah telah memberi kita kemuliaan. Haleluya!

Penerapan:
Setelah sekian lama menjadi orang Kristen, kecenderungan kita untuk melakukan dosa masih ada, karena sifat dosa sudah ada di dalam diri kita. Inilah sebabnya, kita sering merasa gersang dan hampa. Karena itu, marilah kita mengutamakan Tuhan dalam segala hal, sehingga Tuhan ada jalan untuk mengubah kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, lepaskanlah aku dari kegersangan, kekosongan, dan kegelapan di dalam diriku. Biarlah Roh-Mu bekerja di dalamku untuk menghasilkan hayat. Tuhan Yesus, aku mau agar air kematian di dalamku berubah menjadi air kehidupan.

No comments: