Hitstat

17 April 2006

Kejadian Volume 1 - Minggu 1 Senin

Pada Mulanya Allah Menciptakan
Kejadian 1:1
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”

Judul asli Kitab Kejadian sebenarnya adalah “Pada Mulanya”, atau menurut versi terjemahan Septuagint (bahasa Yunani), adalah “Genesis” (dari bahasa Latin), yang berarti kelahiran atau asal mula. Kitab Kejadian mendatangkan kelahiran bagi segala sesuatu, memberi permulaan bagi segalanya. Dalam Kitab Kejadian inilah kita temukan benih-benih kebenaran ilahi. Semua kebenaran ilahi dalam seluruh Alkitab telah ditaburkan dalam kitab ini. Benih kebenaran ini selanjutnya berkembang di seluruh Alkitab.
Kitab Kejadian diawali dengan kalimat, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Inilah permulaan waktu, karena ditujukan kepada penciptaan Allah. Injil Yohanes 1:1 juga dimulai dengan frase, “pada mulanya”, tetapi yang dimaksud di sini adalah permulaan sebelum ada waktu atau kekekalan azali yang tanpa permulaan. Haleluya! Allah kita bukan hanya Dia yang ada sejak mulanya, tetapi juga permulaan dari segala sesuatu. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
Frase “Pada mulanya Allah...” juga menunjukkan bahwa Allah kita adalah Allah yang berinisiatif. Dia berinisiatif menciptakan langit dan bumi, Dia juga berinisiatif menyelamatkan orang berdosa. Itulah sebabnya, kehidupan keluarga kita, pernikahan kita, atau pekerjaan kita seharusnya berawal dari Allah, bukan dari diri kita atau orang lain. Marilah kita memberi Allah kesempatan untuk memulai sesuatu yang baru di dalam hidup kita! Dialah sang Pencipta segala sesuatu!

Penciptaan Allah
Kej. 1:1; Zak. 12:1; Mzm. 19:2; Kol. 1:15-16; Ibr. 1:2b; Ibr. 11:3; Yoh. 1:1-3

Allah kita adalah Allah yang hidup, juga Allah yang memiliki keinginan/tujuan. Itulah sebabnya Ia membuat rencana untuk mencapai tujuan-Nya. Penciptaan alam semesta adalah bagian dari rencana Allah. Mengapa Allah menciptakan langit? Apa tujuan-Nya? Alkitab menunjukkan bahwa langit diciptakan untuk bumi; para ahli dan sarjana pun dapat membuktikan hal ini. Banyaknya benda-benda di langit hanyalah untuk bumi; misalnya sinar matahari dan air berasal dari langit. Lalu untuk apakah bumi? Menurut Alkitab, bumi adalah untuk manusia. Zakharia 12:1 mengatakan, “Demikianlah firman TUHAN yang membentangkan langit dan yang meletakkan dasar bumi dan yang menciptakan roh dalam diri manusia.” Jadi, langit adalah untuk bumi, bumi untuk manusia, dan manusia untuk Allah. Allah menciptakan manusia adalah untuk menampung Dia, mengekspresikan Dia, dan memuliakan Dia. Hal ini bisa terjadi, karena roh yang diciptakan Allah dalam diri manusia memiliki kemampuan berkontak dengan Allah yang adalah Roh (Yoh. 4:24).
Sarana penciptaan Allah ialah Putra Allah (Kol. 1:15-16; Ibr. 1:2b) dan firman Allah (Ibr. 11:3; Yoh. 1:1-3). Ketika Allah menciptakan langit, bumi, dan segala isinya, Ia melakukannya melalui Kristus, dan berdasarkan Kristus. Sejak penciptaan, segala sesuatu mempertahankan eksistensinya dalam Kristus. Kristus adalah pusat (poros) yang mengendalikan setiap bagian jagat raya. Ibrani 1:3 mengatakan bahwa Kristus menopang segala sesuatu dengan firman kuasa-Nya, dan Kolose 1:17 mengatakan bahwa segala sesuatu berada dalam Kristus. Kelihatannya bumi tidak bergantung pada apa pun, tetapi sebenarnya ia ditopang oleh Kristus. Jika salah satu dari planet-planet menyimpang sedikit saja dari orbitnya, maka akan terjadi suatu benturan yang dahsyat. Tetapi Kristus menopang, mengendalikan, dan menggerakkan segalanya. Mengapa? Dia melakukan ini untuk kemuliaan-Nya. Jika langit runtuh dan bumi hancur, bagaimana dengan kita? Langit bermanfaat bagi bumi, bumi untuk kita, dan kita untuk kemuliaan-Nya. Itulah sebabnya, Kristus menopang, mengendalikan, dan menggerakkan seluruh alam semesta.
Penciptaan itu juga menyatakan Allah sendiri.“Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya” (Mzm. 19:2). Meskipun manusia tidak dapat berkata banyak mengenai Allah, tetapi melalui keagungan yang terlihat dalam setiap ciptaan, manusia dapat mengenal bahwa Allah itu Maha Kuasa, sehingga mereka tidak dapat berdalih (Rm. 1:20). Tengoklah ciptaan-Nya. Bagaimana mungkin kita berkata, tidak ada Allah?

Penerapan:
Karena Allah adalah pemula dari segala sesuatu, marilah kita belajar mengawali hidup kita dengan Allah. Begitu membuka mata di pagi hari, datanglah kepada Tuhan terlebih dahulu. Hanya Dia yang sanggup menjadikan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Karena itu, marilah kita bawa semua rencana kita kepada-Nya dan melewati hari-hari kita bersama Allah dalam doa dan ucapan syukur.

Pokok Doa:
Ya Allah, aku mengundang Engkau masuk ke dalam hidupku, ke dalam pekerjaanku, ke dalam keluargaku, dan ke dalam rencana-rencanaku. Aku mau mengawali semua yang kulakukan bersama Engkau. Ya Allah, ciptakanlah sesuatu yang baru, yang berkenan kepada-Mu di dalam hidupku.

No comments: