Hitstat

28 April 2006

Kejadian Volume 1 - Minggu 2 Jumat

Pemisahan Air Yang Di Bawah Cakrawala dari Air Yang Ada Di Atasnya (1)
Kejadian 1:6-8
“Berfirmanlah Allah: ‘Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.’ Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.”

Cakrawala memisahkan air yang di atas dengan air yang di bawah. Apa yang tadinya terbenam dalam-dalam di air yang payau, gelap, dan suram telah dipisahkan dan menjadi uap yang naik ke cakrawala. Pemisahan yang luar biasa! Melalui “cakrawala”, Allah telah memisahkan yang murni dari yang jahat dan kotor, sehingga masing-masing mempunyai tempatnya. Allah menamai cakrawala itu langit.
Dia telah menaruh “cakrawala” di dalam kita. Dia juga menaruh kita di “cakrawala” sehingga iman kita mempunyai lingkungan yang nyaman. Ini menunjukkan bahwa kita telah menerima panggilan surgawi, mengarahkan diri ke kerajaan surgawi, dan merindukan kota surgawi. Pengharapan kita ada di atas, dan kita menantikan negeri surgawi, menganggap diri sendiri sebagai musafir (perantau) di bumi.
Cakrawala yang di dalam kita membutuhkan cakrawala yang di luar. Seseorang yang mempunyai hayat surgawi, dia pasti menempuh hidup secara surgawi. Sifat dari orang yang dilahirkan kembali akan memimpin dia untuk tidak “berjalan menurut nasihat si fasik”, dan tidak akan “berdiri di jalan orang yang berdosa” dan “duduk dalam kumpulan pencemooh” (Mzm. 1:1). Hura-hura, kasih duniawi, dan mode akan sukar menariknya. Sama seperti seorang manusia tidak bisa menghirup udara yang kotor, bagaimana mungkin kaum saleh bernafas di tengah-tengah kekejian, kejahatan, dan kekacauan. Mereka akan mengasihi kumpulan saudara-saudara mereka dan teman-teman mereka dalam pengembaraan mereka menuju kota surgawi. “Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita” (1 Yoh. 3:14).

Pemisahan Air Yang Di Bawah Cakrawala dari Air Yang Ada Di Atasnya (2)
Rm. 6:6, 11; Gal. 2:20; 5:24; 6:14; Kol. 2:20; Ef. 2:2

Asalnya, seluruhnya adalah air dan tidak ada pemisahan. Kemudian, cakrawala datang dan memisahkan air yang di bawah langit dengan air yang di atasnya. Cakrawala ini adalah gambaran salib Tuhan Yesus.
Cakrawala memisahkan air. Salib Tuhan Yesus memisahkan orang-orang di dunia. Ketika Ia disalibkan, salib-Nya selamanya memisahkan kedua penyamun. Satu ke taman Firdaus, dan yang lain ke neraka. Sepanjang hidupnya, kedua penyamun itu melakukan dosa yang sama. Namun, di saat-saat terakhir, yang seorang menerima kematian Tuhan di atas salib sebagai kematian yang menggantikan dirinya, sedangkan yang lain tidak mau menerima. Saat itu, segera ada pemisahan antara surga dan neraka! Pemisahan ini berlangsung selamanya. Salib-Nya telah memisahkan kedua penyamun itu, demikian pula hari ini, salib-Nya telah memisahkan seluruh dunia.
Mula-mula terang Allah menyoroti kita hingga kita memiliki penilaian yang benar terhadap kejahatan hayat dosa dan sifat dosa kita. Perkara yang dulu menjadi penghiburan kita, yang kita banggakan, sekarang melalui terang Tuhan kita tahu bahwa itu tidak berharga. Segala yang dulunya terkubur dan tersembunyi di bawah air yang payau dan gelap, kini tidak lagi tersembunyi. Semakin terang Allah menyinari kita, semakin banyak kelemahan dan kekurangan yang terekspos. Di tengah-tengah rasa putus asa dan penyesalan inilah kita tahu kekuatan pemisahan dari salib Tuhan Yesus. Salib Tuhan Yesus telah menyalibkan dosa (Rm. 6:6,11), diri (Gal. 2:20), daging (Gal. 5:24), dunia (Gal. 6:14), dan unsur-unsur dunia kita (Kol. 2:20). Kematian memisahkan. Kematian adalah pemisahan, pemutusan, dan pelepasan yang luar biasa. Salib memutuskan segala hubungan dan meniadakan segala belitan. Tanpa salib, tidak ada yang dapat memisahkan kita dari hal-hal yang di bawah.
Kesatuan kita dengan kematian Kristus memisahkan kita dari hal-hal yang “di bawah”. Meskipun kita telah dilahirkan kembali, dosa, diri, daging, dunia, dan unsur dunia masih melekat dan sering menarik kita ke bawah.
Kita tidak perlu bingung mengenai posisi dan pengalaman kita. Waktu kita dilahirkan kembali, Allah telah memperhitungkan kita tersalib bersama Kristus. Ketika Allah menerima kematian Tuhan Yesus untuk kepentingan kita, Dia memperhitungkan kita mati. Tetapi, kita mungkin masih belum memiliki pengalaman ini. Pengalaman kematian bersama ini dialami sesudah kita dilahirkan kembali, dalam pergumulan antara dua hayat, dan dua sifat, terang serta gelap.

Penerapan:
Dalam kehidupan sehari-hari, kita perlu memiliki cakrawala, yang memisahkan perkara-perkara yang berkenan di hadapan Allah dari perkara yang yang tidak berkenan di hadapan-Nya. Gurauan kita, teguran, nasihat, pertimbangan-pertimbangan, keputusan kita, cara kita menangani anak-anak kita, dsb., tidak boleh kekurangan cakrawala.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih atas cakrawala yang Engkau ciptakan yang melambangkan pekerjaan salib atasku. Tuhan, aku mau mengalami salib-Mu lebih dalam lagi. Arahkanlah pandanganku kepada perkara-perkara yang di atas, sehingga aku terpisah dari hal-hal yang tidak kudus di bumi.

No comments: