Hitstat

05 April 2006

Wahyu Volume 8 - Minggu 3 Rabu

Berjalan Di Dalam Terang-Nya
Wahyu 21:23
“Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya.”

Dalam Kerajaan Seribu Tahun, terang matahari dan bulan akan diperkuat (Yes. 30:26). Tetapi dalam Yerusalem Baru di langit baru dan bumi baru, terang matahari atau bulan tidak diperlukan lagi. Matahari dan bulan tetap ada dalam langit baru dan bumi baru, tetapi terang mereka tidak diperlukan; karena Allah, terang ilahi, akan memancarkan sinar yang lebih terang di sana.
Bahkan ayat 24 mengatakan, “Bangsa-bangsa akan berjalan di dalam cahayanya.” Ini membuktikan bahwa Allah akan bersinar melalui kota itu dan sinar ini akan lebih terang daripada bulan atau matahari, sehingga bangsa-bangsa dapat berjalan di dalam cahayanya. Sebenarnya, bangsa-bangsa tidak perlu berjalan di bawah terang matahari atau terang bulan, karena mereka akan berjalan dalam sinar Yerusalem Baru. Demikian pula dalam hidup gereja hari ini, Kristus harus menjadi terang di dalam gereja.
Gereja sepatutnya merupakan terang yang bersinar pada hari ini, dan semua tetangga kita seharusnya berjalan di dalam cahaya penyinaran kita. Hari ini, gereja adalah wadah terang, mengemban Kristus sebagai terang yang bersinar atas angkatan ini. Kita perlu hidup dalam terang agar gereja menjadi wadah terang seperti syair lagu di bawah ini:

Hidup dalam terang, sekutu dengan Dia,
Pandang wajah Tuhan, patuh gerakan Roh,
Tiap hari kian mulia, tiap waktu puji Dia,
Hidup dalam terang.

Allah Adalah Terang
Why. 21:23, 25; 22:5

Wahyu 21:23 mengatakan, “Anak Domba itu adalah lampunya.” Allah adalah terang, dan Kristus adalah lampunya. Terang memerlukan suatu wadah. Jangan memisahkan Kristus dari Allah atau Allah dari Kristus. Sebenarnya, terang Allah dan Kristus adalah satu. Allah adalah isi, dan Kristus adalah wadah terang itu, ekspresi-Nya. Sebagaimana terang berada di dalam lampu dan menjadi isi dari lampu tersebut, demikian pula Allah Bapa ada di dalam Putra, dan diekspresikan melalui Putra. Ini memberi kita suatu pemahaman mengenai Allah Tritunggal yang berbeda dengan pengajaran tradisional.
Bait kota itu adalah Allah sendiri, terangnya juga adalah Allah sendiri. Selain Allah dan Anak Domba, tidak ada lainnya di dalam kota itu. Dalam Yerusalem Baru, Allah adalah segala-galanya.
Dalam Yerusalem Baru tidak akan ada malam, karena “malam pun tidak akan ada lagi di sana” (21:25; 22:5). Di langit baru dan bumi baru masih ada perbedaan antara siang dan malam, tetapi di dalam Yerusalem Baru tidak ada perbedaan itu lagi. Di luar kota itu akan ada malam, tetapi di dalam kota itu tidak akan ada malam, karena kita memiliki terang ilahi yang kekal, diri Allah.
Allah adalah terang, Kristus adalah lampunya dan gereja adalah kaki pelita di jaman yang gelap ini, seperti syair lagu di bawah ini:

1. G’reja kaki di-an emas, Kristus dian, Allah terang;
T’rang ilahi dari Tuhan, gereja topang mulia-Nya.

2. Di-an pancar t’rang ilahi; Allah Sang Hayat memancar.
Kar’na itu di-an emas, padu dengan terang Allah.

3. Dalam zaman gelap ini, terang hayat Allah pancar;
T’rangi hati banyak orang, si-ar ke-sak-si-an Tuhan.

Penerapan:
Jika kita hidup dalam terang Tuhan, maka kita juga akan menjadi terang bagi orang-orang di sekitar kita. Jika kita hidup dalam terang, otomatis persekutuan kita dengan Tuhan tidak terhalang dan persekutuan dengan kaum saleh pun tidak ada masalah. Satu Yohanes 1:7 mengatakan, “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain.”

Pokok Doa:
Tuhan, Engkaulah sang Terang. Lepaskan aku dari kegelapan. Pakailah kami menjadi wadah terang-Mu, agar melalui kami banyak orang yang melihat terang dan berjalan di dalamnya.

No comments: