Hitstat

22 April 2006

Kejadian Volume 1 - Minggu 1 Sabtu

Tujuan Dan Motivasi Pemberontakan Iblis
Filipi 2:6-7
“Yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”

Tujuan pemberontakan Iblis ialah untuk meninggikan dirinya guna menyamai Allah. Dalam Yesaya 14:13-14, tercatat lima kali Iblis mengatakan, “aku hendak” pada saat pemberontakannya. “Aku hendak naik ke langit . . . aku hendak meninggikan takhtaku . . . aku hendak duduk di atas bukit . . . aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan; aku hendak menyamai Yang Mahatinggi.”
Perkataan Iblis “aku hendak” dengan jelas menunjukkan ambisi besar Iblis. Iblis berambisi memperoleh kedudukan yang lebih tinggi, menyamai Allah. Ambisi ini menjadi motivasi pemberontakannya terhadap Allah dengan maksud jahat yang ingin menjatuhkan kekuasaan Allah. Alkitab mencatat, ambisi akan kedudukan adalah motivasi segala pemberontakan. Pemberontakan di Babel (Kej. 11:4), pemberontakan Datan, Abiram, dan 250 orang pemimpin bani Israel (Bil. 16:1-3), juga pemberontakan Absalom (2 Sam. 15:10-12), semuanya disebabkan oleh ambisi akan kedudukan. Tetapi Tuhan Yesus “telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba,....” Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama (Flp. 2:7, 9).
Kita perlu berhati-hati terhadap ambisi, karena ambisi sangat mengerikan dan tersembunyi di dalam diri kita. Tentu saja setiap orang memiliki ambisi. Seorang yang tidak memiliki ambisi bukan seorang manusia. Kita perlu waspada, jangan tergoda oleh kedudukan dan kehormatan sehingga membuat kita memiliki ambisi yang salah dan melakukan dosa pemberontakan.

Pelaksana (Executor) Penghakiman Atas Iblis
1 Yoh. 3:8; Luk. 10:19; Ibr. 2:14; Why. 20:10

Meskipun Iblis, para malaikat pemberontak, dan roh-roh jahat (najis) telah dihakimi Allah, hari ini mereka masih tetap bergerak dan bekerja, karena hukuman terhadap mereka belum dilaksanakan. Hari ini, Iblis masih bisa pergi ke hadapan Allah untuk menuduh umat Allah (Ayb. 1:6-12; 2:1-7; Why. 12:10). Dia masih berkeliaran di bumi, mencari mangsa yang dapat ditelannya (1 Ptr. 5:8), masih bekerja membutakan orang (2 Kor. 4:4), mengelabui mereka (2 Kor. 11:14), memenuhi hati mereka (Kis. 5:3, T.L.), dan beroleh keuntungan atas manusia (2 Kor. 2:11, T.L.). Dia masih “seorang yang kuat” yang menguasai “harta bendanya” (Mat. 12:29). Malaikat-malaikat pemberontak masih tetap merupakan penguasa dunia yang gelap ini (Ef. 6:12; lih. Dan. 10:20), (beberapa malaikat yang telah jatuh sekarang di penjara sampai hari penghakiman — 2 Ptr. 2:4, Yud. 6), dan setan-setan masih tetap sebagai roh-roh jahat (najis) yang bekerja di bumi (Mat. 12:43-45).
Siapa yang akan melaksanakan hukuman Allah terhadap Iblis dan pengikut-pengikutnya? Para pelaksana itu ialah orang-orang Kristen, orang-orang percaya yang menang. Dalam Wahyu 12, kita tahu bahwa para pemenang akan melaksanakan hukuman Allah terhadap Iblis. Allah telah menyatakan hukuman-Nya atas kaum pemberontak. Namun, hukuman itu tidak akan dilaksanakan sebelum gereja bangkit untuk melakukannya. Mengapa hukuman pada Iblis dan para pengikutnya belum dilaksanakan? Sebab Allah menunggu terbangunnya gereja. Hakim telah menentukan hukuman, tetapi Ia masih menunggu para pelaksana (executor) untuk melaksanakannya.
Ketika Tuhan Yesus hidup dalam daging sebagai manusia, Ia telah mulai melaksanakan hukuman Allah. Ia “menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis” (1 Yoh. 3:8). Tuhan memberi murid-murid-Nya “kuasa” (Luk. 10:19) untuk mengalahkan kekuatan musuh. Ketika murid-murid mengusir setan-setan, Iblis jatuh dari langit (Luk. 10:17-20). Melalui kematian-Nya di kayu salib, Ia memusnahkan Iblis (Ibr. 2:14). Ia telah meremukkan kepala ular tua.
Sekarang kita sebagai Tubuh-Nya, harus melanjutkan pelaksanaan ini, menghancurkan ekor ular itu. Hari ini gereja harus berdoa untuk “mengikat orang kuat itu” dan “merampok rumahnya” (Mat. 12:29), berperang melawan roh-roh jahat di udara (Ef. 6:12), dan mengusir setan-setan (Mat. 17:21) yang bekerja merusak orang-orang.
Melalui pelaksanaan hukuman oleh gereja, Iblis akan “dilemparkan ke bumi,” malaikat-malaikatnya akan “dilemparkan bersama-sama dengannya” (Why. 12:9). Kemudian ia akan diikat dan dilempar ke dalam jurang maut. Akhirnya, ia akan “dilempar ke dalam lautan api” (Why. 20:10). Saat itu genaplah pelaksanaan hukuman Allah atas Iblis dan pengikut-pengikutnya.

Penerapan:
Satu-satunya jalan untuk melawan Iblis adalah merendahkan diri. “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat” (1 Ptr. 5:5b-6a). Tuhan Yesus adalah teladan yang baik. Iblis meninggikan dirinya, namun Tuhan Yesus “merendahkan diri-Nya” (Flp. 2:8).

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, selamatkan aku dari ambisi akan kedudukan. Tuhan, ajarku untuk merendahkan diri seperti diri-Mu

No comments: