Hitstat

18 April 2006

Kejadian Volume 1 - Minggu 1 Selasa

Elohim
Kejadian 1:1
“Pada mulanya Allah (Elohim - bahasa Ibrani) menciptakan langit dan bumi.”

Kali pertama Alkitab menyebutkan “Allah (Elohim)” adalah dalam Kejadian 1:1, yang berbunyi, “Pada mulanya Allah (Elohim - bahasa Ibrani) menciptakan....” Scofield menunjukkan bahwa “Elohim” tersusun dari dua kata Ibrani yang berarti “kekuatan” dan “kesetiaan”. Allah kita adalah Allah yang kuat dan setia. Semua yang Ia lakukan menunjukkan betapa besarnya kekuatan-Nya. Apa pun yang Ia katakan, pasti dipegang-Nya. Elohim merupakan sebuah kata benda tunggal-jamak (uni-plural noun). Kata ini adalah kata bentuk tunggal, tetapi juga jamak. Haleluya! Hal ini dengan jelas menyiratkan Trinitas Ilahi, yakni Bapa, Putra, dan Roh (Kej. 1:26a; 3:22a; 11:7a; Yes. 6:8a; Yoh. 17:11b, 22b; Mat. 28:19; 2 Kor. 13:14). Sebutan yang mengacu kepada Allah yang esa namun tritunggal ini, digunakan lebih dari 2500 kali dalam Perjanjian Lama.
Puji Tuhan, Allah sejati, yang kita sembah, bukan hanya sang Maha Kuasa tetapi juga sang Setia. Sebagai sang Maha Kuasa, Allah dapat menciptakan langit, bumi, segala sesuatu, dan manusia. Ia dapat menjadikan yang ada dari yang tidak ada. Sebagai sang Setia, Dia dapat disandari, tidak pernah berubah, dan tidak dapat digoyahkan. Perkataan dan pekerjaan-Nya adalah sekuat matahari dan seteguh bulan (Mzm. 89:33-37). Karena Dia Maha Kuasa, Dia dapat melakukan segalanya bagi kita. Karena Dia setia, Dia dapat melakukan apa pun bagi kita sesuai dengan firman-Nya, sesuai dengan janji-Nya, dan sesuai dengan perjanjian-Nya. Allah yang demikian sanggup memenuhi semua keperluan kita. Marilah kita belajar hanya bersandar pada-Nya.

Asal Mula Iblis (1) - Penghulu Malaikat
Yeh. 28:1-19; Ayb. 38:4-7

Meskipun nama Iblis tidak disebutkan dalam Kitab Kejadian, kita semua tahu bahwa ular dalam Kejadian pasal dua adalah wadah Iblis dan bahkan mungkin adalah perwujudan dari si Iblis. Wahyu 12:9 mengatakan, “Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.”
Kejadian pasal satu tidak mencatat apa pun mengenai penciptaan Iblis. Dari mana datangnya Iblis? Selain itu, dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, sering kali kita baca mengenai roh-roh jahat (roh-roh najis [Inggris:unclean spirits]). Dari manakah datangnya roh-roh jahat ini? Selain itu, kita juga tidak melihat penciptaan malaikat dalam enam hari pekerjaan Allah dalam Kejadian pasal satu. Lalu, dari manakah datangnya malaikat?
Ayub 38:4-7 mengatakan bahwa tatkala Allah meletakkan dasar bumi, anak-anak Allah (malaikat) bersorak-sorai. Hal ini membuktikan bahwa Allah telah menciptakan malaikat sebelum Ia menciptakan bumi.
Yehezkiel 28:1-19 juga menjelaskan mengenai hal ini. Sembilan belas ayat ini dibagi menjadi dua bagian: (1) ayat 1-10 mencatat mengenai peringatan untuk raja Tirus.(2) ayat 11-19 adalah nyanyian ratapan untuk raja Tirus. Bagian pertama, yaitu peringatan untuk raja Tirus, mudah untuk dipahami. Namun, ketika kita membaca ayat 11-19, banyak hal yang sulit dipahami. Misalnya, ayat 13 mengatakan, “Engkau di taman Eden, yaitu taman Allah.” Ayat sebelum dan sesudahnya menyatakan bahwa taman Eden ini bukan taman tempat Adam pernah tinggal. Taman Eden ini tidak berada di bumi, tetapi di langit, di atas gunung suci Allah. Ayat ini pasti bukan membicarakan raja Tirus, tetapi si Iblis.
Yehezkiel 28:12 menunjukkan bahwa Iblis (cat: Iblis adalah nama yang digunakan setelah ia berdosa) sebelum kejatuhannya sungguh luar biasa. Ia adalah “Gambar dari kesempurnaan …, penuh hikmat dan maha indah.” Ini berarti ia lebih unggul dari malaikat yang lain, sempurna, dan paling agung di antara semua ciptaan Allah. Yesaya 14:12 juga menunjukkan asal mula Iblis. Di sana Iblis disebut, “Bintang timur; putra fajar”. Sebagaimana bintang timur adalah bintang pemimpin dari sekian banyak bintang, maka Iblis pastilah merupakan pemimpin para malaikat. Gelar “putra fajar” menunjukkan bahwa ia sudah ada pada masa-masa alam semesta baru dijadikan. Jadi, Iblis bukan hanya salah satu dari antara malaikat-malaikat, ia bahkan penghulu malaikat yang tertinggi, kepala dari semua malaikat.

Penerapan:
Ketika menghadapi suatu masalah yang sulit, biasanya kita akan mencari beberapa cara yang kita anggap mampu menyelesaikan persoalan itu. Bila semua cara itu sudah dicoba dan gagal, barulah kita datang kepada Allah sebagai jalan terakhir. Mulai sekarang, marilah kita ubah urutan ini. Jadikanlah Allah sebagai yang pertama, bukan terakhir, maka kita akan mengalami sang Elohim itu.

Pokok Doa:
Ya Allah, ampunilah aku yang sering melupakan kekuatan dan kesetiaan-Mu. Aku sering mengandalkan manusia dan cara-caraku sendiri tanpa mengindahkan Engkau. Ajarlah aku menjadikan Engkau sebagai kekuatanku dan sandaranku satu-satunya.

No comments: