Hitstat

27 April 2006

Kejadian Volume 1 - Minggu 2 Kamis

Pemisahan Terang Dari Gelap (1)
Kejadian 1:4-5
“Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.”

Saat seseorang menerima sorotan terang Tuhan, terang itu akan memisahkannya dari gelap (Kej. 1:4). Dengan demikian perasaan dan pengenalan rohani berangsur-angsur mengalami pemulihan. Hal yang dulu dia pikir benar, sekarang dia sadar bahwa itu salah. Apa yang dulu dia sangka salah, sekarang dia sadar bahwa itu benar. Meskipun dalam pengalaman, banyak orang tidak memiliki daya pembeda secara langsung, namun dalam hati mereka, pembedaan antara terang dengan gelap sangat nyata. Pada waktu itu firman Tuhan (melalui terang yang dipancarkannya) mulai memisahkan roh manusia yang terang benderang dari kegelapan jiwanya (Ibr. 4:12).
Allah memisahkan terang dari gelap, dan Dia memberikan tempat untuk terang dan menamainya terang. Kegelapan masih tetap ada, dan ia juga memiliki tempat dan namanya (Kej. 1:5). Bumi tidak pernah menjadi sumber terang. Ketika bumi berpaling dari terang, ia akan segera berada dalam gelap. Ketika kegelapan dikendalikan oleh terang, ia tidak berdaya melakukan apa pun untuk mengurangi pancaran terang.
Begitu terang datang, kegelapan dan bayang-bayang pun sirna. Keduanya masih tetap ada seperti semula. Jadi, jika kita tidak berjalan dalam terang, kita masih bisa melakukan perbuatan kegelapan lagi. Selama masih berada dalam dunia ini, kita selalu dapat berjalan dalam terang. Namun, kita tidak mungkin mengusir kegelapan secara tuntas atau mengubah hayat dan sifat dosa kita. Meskipun kita adalah anak-anak siang dan anak-anak terang, kita masih harus berjalan dalam terang Tuhan. Kalau tidak, maka malam pun akan kembali.

Pemisahan Terang Dari Gelap (2)
Kej. 1:5; 1 Yoh. 1:8, 10; Gal. 6:1; Ams. 4:18; Mzm. 19:2

Ayat lima mengatakan secara jelas, hari tidak sepenuhnya terdiri dari terang. Hari terdiri dari petang dan pagi. Asal kita masih berada di bumi, yang paling cerah adalah siang hari. Namun, tetap masih ada “petang” dan “pagi”. Jika hanya ada pagi dan tidak ada petang, itu bukanlah hari yang Alkitab maksud. “Jika kita mengatakan bahwa kita tidak mempunyai dosa, kita menipu diri kita sendiri” (1 Yoh. 1:8). “Jika kita mengatakan bahwa kita tidak pernah berdosa, kita membuat Dia menjadi Pendusta” (1 Yoh. 1:10).
Meskipun kegelapan sendiri adalah “malam”, begitu terang datang, kegelapan tidak lagi “malam”, tetapi menjadi “petang”. Ketika terang Tuhan datang, tidak peduli betapa gelapnya, malam tidak lagi menjadi malam jika ada secercah terang.
Setelah mendapat sorotan terang Tuhan, kegelapan kita masih tetap ada. Kegelapan tidak dapat menjadi terang. Namun setelah diterangi, kegelapan kita menjadi kegelapan yang dikendalikan oleh terang, tidak lagi tanpa pembatasan. Meskipun kita mungkin gagal total dan jatuh, kita tidak akan kehilangan semua terang atau hayat yang berasal dari terang. Kita pun tidak mungkin menjadi orang kafir lagi. Sekali seseorang percaya kepada Tuhan Yesus, dia dilahirkan kembali; sekali dia dilahirkan kembali, dia memiliki hayat kekal. Dia mungkin jatuh, tetapi dia masih tetap anak Allah. Memang sifat lama kita (daging) dan hayat lama kita (hayat jiwa) akan selalu ada dalam kegelapan. Namun kapan kala hayat kekal, sifat ilahi diperkuat, hal-hal yang berasal dari kegelapan tidak akan ada kekuatan. Meskipun ia masih sering melakukan pelanggaran (Gal. 6:1), pelanggaran- pelanggaran itu tidak akan pernah menyebabkan dia kembali pada posisi orang dosa. Inilah anugerah Tuhan!
Dalam Kejadian pasal satu disebutkan “petang dan pagi” enam kali. Meskipun terang disebut “siang,” tetapi selama enam hari, kita masih kembali lagi ke “pagi”. Pengalaman yang sesungguhnya dari “siang” belum datang. Pagi hanya permulaan dari hari; ini bukanlah puncak dari hari. Dalam penentuan Allah, setelah petang ada pagi. Meskipun kita mempunyai fajar namun terang yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari (Ams. 4:18) baru akan kita alami pada waktu mendatang. Suatu hari, ketika pekerjaan Tuhan rampung dan hasrat hati-Nya dipuaskan, hari yang sempurna akan muncul. Tidak akan ada lagi pagi atau pun petang. Kita akan masuk ke dalam perhentian Allah dan bersukacita selamanya dalam terang, tanpa malam. “Hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam” (Mzm. 19:2), namun tidak banyak orang yang mendengar dan mengerti.

Penerapan:
Sebelum diselamatkan, kita sama sekali tidak memiliki ‘siang’. Selama 24 jam hanya ‘malam’ belaka. Begitu diselamatkan, mungkin siang hari pertama kita hanya beberapa jam dan malam tiba lagi. Tapi tak peduli berapa lama, kita telah mempunyai hari pertama. Puji Tuhan! Semakin hari, siang kita semakin bertambah. Jika malam tiba lagi, janganlah kecewa — malam merupakan tanda bahwa pagi akan tiba. Kelak di Yerusalem baru, tidak akan ada malam hari lagi (Why. 21:25).

Pokok Doa:
Tuhan, bawalah aku hidup di dalam terang-Mu, agar dalam segala hal aku bisa bertumbuh di dalam Diri-Mu. Selamatkan aku dari kegelapan. Pimpinlah aku agar segala tindakan dan perkataanku, bisa kulakukan dan kukatakan di dalam terang.

No comments: