Hitstat

08 April 2006

Wahyu Volume 8 - Minggu 3 Sabtu

Menikmati Pohon Kehidupan
Wahyu 22:2
“Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.”

Dalam ayat dua ini, kata “pohon-pohon” (jamak) menurut bahasa aslinya adalah “pohon” (tunggal), mengacu kepada satu pohon tertentu (the tree), yakni pohon kehidupan. Satu pohon tumbuh di kedua sisi sungai menunjukkan bahwa pohon kehidupan ini tidak tumbuh ke atas melainkan menjalar seperti pohon anggur yang menyebar dan menjalar ke sepanjang aliran sungai air kehidupan itu untuk diterima dan dinikmati umat Allah.
Pada mulanya, Allah ingin kita makan buah dari pohon kehidupan, itulah sebabnya Ia menempatkan pohon tersebut di tengah-tengah taman (Kej. 2:9). Tetapi karena berdosa, pohon kehidupan menjadi tertutup bagi manusia (Kej. 3:22-24). Kini, melalui kematian Kristus, tirai itu telah terbelah (Ibr. 10:19-20). Hari ini, kita dapat menikmati Kristus sebagai pohon kehidupan (Yoh. 6:35, 57). Kelak, dalam Kerajaan Seribu Tahun, kenikmatan atas Kristus sebagai pohon kehidupan hanya dapat dinikmati oleh para pemenang sebagai pahala (2:7). Akhirnya, dalam langit baru dan bumi baru, kenikmatan Kristus sebagai pohon kehidupan, merupakan bagian kekal semua orang tebusan Allah (22:14, 19).
Menikmati Kristus sebagai pohon kehidupan adalah keperluan sejati kita, seperti syair di bawah ini:
Allah t’lah b’rikan Putra-Nya, jadi pohon hayat kita;
Agar Dia kita kecap, Dia makanan kita!
Dia makanan kita! Dia makanan kita!
Kita kecap dan saksikan, Dia makanan kita!

Menyembuhkan Bangsa-Bangsa
Why. 22:2, 14; Kej. 3:7

Pada akhir zaman ini, sebagian besar penduduk bumi akan terbunuh akibat sangkakala keenam dan ketujuh. Sisanya akan dihakimi oleh Kristus di takhta kemuliaan-Nya ketika Dia kembali ke bumi. Orang-orang yang dihakimi, “kambing-kambing”, akan dikutuk dan akan binasa di lautan api; sedangkan yang dibenarkan, “domba-domba”, akan diberkati dan akan mewarisi kerajaan yang disiapkan untuk mereka sejak dunia dijadikan (Mat. 25:31-46).
Berbeda dengan orang beriman Perjanjian Baru, “domba-domba” itu tidak beroleh selamat dan tidak dilahirkan kembali; mereka hanya dipulihkan kepada keadaan semula, menjadi seperti Adam. Mereka akan menjadi bangsa-bangsa, warga Kerajaan Seribu Tahun. Dalam kerajaan itu, kaum beriman pemenang akan menjadi raja-raja (20:4, 6) dan sisa Israel yang beroleh selamat akan menjadi imam-imam (Za. 8:20-23).
Setelah Kerajaan Seribu Tahun, sebagian dari bangsa-bangsa ini akan memberontak melawan Tuhan akibat hasutan Iblis, dan akan dihanguskan oleh api dari surga (20:7-9). Sisanya akan dipindahkan ke bumi baru sebagai bangsa-bangsa, yang akan hidup di sekitar Yerusalem Baru dan berjalan dalam cahayanya. Mereka adalah umat Allah yang disebut dalam 21:3-4. Sebagai manusia ciptaan tetapi tidak dilahirkan kembali, mereka akan tetap hidup selama-lamanya dengan penyembuhan dari daun-daun pohon kehidupan (22:2).
Ayat 2 juga mengatakan, “Daun-daun pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.” Dalam Alkitab, daun melambangkan perbuatan manusia (Kej. 3:7). Daun-daun pohon kehidupan melambangkan perbuatan Kristus. Bangsa-bangsa yang dipulihkan, disembuhkan dengan daun-daun pohon kehidupan. Artinya, mereka menjadikan perbuatan-perbuatan Kristus sebagai pemandu dan peraturan supaya mereka dapat menempuh hidup sebagai manusia, sampai selamanya. Bangsa-bangsa itu akan memandang cara Tuhan Yesus berperilaku, perbuatan-perbuatan-Nya akan menjadi sumber kesembuhan bagi mereka, dan kesembuhan itu akan memelihara kehidupan mereka sampai selamanya.

Penerapan:
Karena jalan menuju ke pohon hayat telah terbuka, marilah kita setiap saat menghampiri dan menikmati suplai dari pohon hayat ini melalui mencerna, merenungkan, dan menerapkan firman Tuhan yang baru saja kita baca atau dengar dalam kehidupan kita sehari-hari. Hanya dengan demikian barulah kita mendapatkan kepuasan yang sejati.

Pokok Doa:
“Bapa, aku bersyukur kepada-Mu atas penebusan yang telah Engkau kerjakan melalui Putra-Mu sehingga aku boleh datang dan menikmati pohon hayat sebagai suplaiku setiap hari. Bapa, beriku hati yang selalu rindu akan firman-Mu dan menyimpannya di dalam hatiku.”

No comments: