Hitstat

07 April 2006

Wahyu Volume 8 - Minggu 3 Jumat

Jernih Bagaikan Kristal (1)
Wahyu 22:1
“Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir ke luar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu.”

Wahyu 22:1 mengatakan bahwa sungai air hayat jernih bagaikan kristal. Ini berarti ia tidak keruh, tidak kabur. Ketika air hayat ini mengalir di dalam kita, ia memurnikan kita dan membuat kita transparan seperti kristal. Semakin banyak air hayat mengalir di dalam kita, ia akan mengangkut semakin banyak hal yang menutupi penglihatan batin kita. Ia memberi kita penglihatan yang bersih, dan membuat diri kita, dan segala hal yang berhubungan dengan kita sejernih kristal.
Mengapa aliran ini dapat membuat kita jernih? Karena aliran ini tak lain adalah Allah Tritunggal itu sendiri. Dalam Wahyu 22:1 kita nampak Allah Tritunggal — Allah, Anak Domba, dan sungai itu. Allah, Bapa, adalah sumber; Anak Domba, Putra, adalah Penebus; dan sungai, adalah Roh itu. Jadi, kita mempunyai Bapa sebagai sumber; Putra sebagai saluran; dan Roh itu sebagai aliran. Nyanyikanlah kidung ini:

Dari lubuk roh-ku, air hayat memancar;
Itu aliran Sang Trinitas.
Sang Bapa sumbernya, Sang Kristus sungainya,
Sang Roh arus pemberi hayat.

Ku harga-i aliran hayat;
Hayat jiwa tak ku sisakan.
Perdalam aliran ya, Tuhan;
Pada datang-Mu ku dewasa.

Jernih Bagaikan Kristal (2)
Why. 22:1

Contoh pengalaman atas aliran sungai air hayat dapat pula kita temukan pada orang-orang muda. Banyak orang muda sangat memperhatikan masalah pernikahan dan ingin mengetahui kehendak Allah mengenai masalah ini. Pertama-tama, mereka berdoa tentang ini, mohon Tuhan menunjukkan kepada mereka orang yang telah disiapkan-Nya untuk mereka. Kemudian mereka datang ke penatua untuk bersekutu. Mungkin penatua memberi tahu mereka sejumlah prinsip mengenai umur, pendidikan, ras, latar belakang keluarga, watak, dan kerohanian. Bila Anda berkonsultasi dengan seorang Kristen yang cukup berpengalaman mengenai masalah pernikahan, mungkin ia selalu menjelaskan masalah-masalah itu untuk Anda pertimbangkan. Jika Anda dari utara, ia menasihati agar Anda jangan menikah dengan orang yang dari selatan karena perbedaan-perbedaan di antara kalian. Selanjutnya, ia mungkin mendorong Anda untuk menikah dengan orang yang berwatak serupa dengan Anda. Jika Anda mempunyai watak yang cepat, ia mungkin mengatakan kepada Anda jangan menikah dengan saudari dengan watak yang lamban, dan lain sebagainya.
Tetapi, ketika kita berada dan menghadapi situasi yang sebenarnya, ternyata analisis menurut prinsip-prinsip itu tidaklah manjur. Semakin kita menganalisis menurut umur, pendidikan, ras, watak, dan kerohanian semata, kita semakin diselubungi. Tuhan menampakkan kepada kita bahwa cara mengenal kehendak-Nya mengenai pernikahan bukanlah menganalisis dengan cara itu, melainkan dengan sederhana menyerahkan diri kita pada pimpinan-Nya dan membiarkan aliran-Nya bergerak di dalam kita. Semakin banyak aliran-Nya bergerak di dalam kita, kita akan semakin sejernih kristal.
Kita harus tunduk pada kekepalaan Kristus dan berkata, “Tuhan Yesus, Engkau adalah Kepalaku dan Tuhanku yang berdaulat. Aku menyerahkan diriku kepada-Mu.” Bila kita berbuat demikian, di dalam kita ada satu aliran! Suplai batiniah! Segera, aliran itu membuat kita jernih, dan kita jelas akan kehendak Tuhan. Bila kita berbuat demikian, kita akan dapat mengatakan, “Tidak ada lagi selubung di mataku. Setiap selubung telah dibuang, dan aku jernih. Seluruh situasi menjadi sejernih kristal bagi penglihatanku.”

Penerapan:
Saat menghadapi suatu masalah yang pelik, mudah sekali kita menjadi bingung dan segera mencari seseorang untuk menolong kita. Ketika semua usaha gagal, baru kita sadar untuk berpaling kepada Tuhan. Ini membukti-kan betapa tidak jernihnya kita terhadap kehendak Allah. Marilah kita dalam hal apa pun belajar lebih dulu datang kepada Tuhan dan terbuka kepada-Nya, sehingga terhadap kehendak-Nya kita menjadi jernih seperti Kristal.

Pokok Doa:
“Ya Tuhan, terima kasih atas semua pengaturan ilahi-Mu dalam kehidupanku. Aku mau menikmati aliran hayat-Mu dan buatlah aku jernih seperti kristal sehingga aku mengerti kehendak-Mu, melakukannya, dan menjadi berkat bagi orang-orang di sekelilingku.”

No comments: