Hitstat

16 June 2009

Yohanes Volume 3 - Minggu 2 Rabu

Jalan untuk Memakan Tuhan sebagai Roti Hayat
Yohanes 6:35
Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”

Ayat Bacaan: Yoh. 1:14, 29; 6:35; 1 Kor. 15:45b; 2 Kor. 3:17

Terhadap umat yang jatuh, Tuhan Yesus tidak hanya mewahyukan diri-Nya sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia (Yoh. 1:29), tetapi juga sebagai roti hayat untuk merawat umat-Nya (Yoh. 6:35). Anak Domba Allah berkaitan dengan pemberesan dosa-dosa, sedangkan roti hayat adalah untuk kenikmatan, kepuasan, dan suplai. Umat yang jatuh tidak hanya memerlukan penebusan, tetapi juga suplai hayat bagi kenikmatan dan kepuasan mereka. Haleluya, Kristus tidak hanya menebus kita, namun juga memberikan diri-Nya sendiri sebagai makanan kita!
Sebagai roti hayat, Kristus tentu untuk dimakan, sebab Dia datang sebagai makanan. Bila Anda lapar, lalu seorang teman memberi Anda sepotong roti, apakah yang Anda lakukan? Menyembah roti itu, mempelajari dan menganalisanya, ataukah menerima dan memakannya? Tentu Anda akan menerima roti itu dan segera memakannya. Tuhan pun ingin kita demikian menerima Dia, yakni melalui makan Dia, sehingga Dia masuk ke dalam kita dan bersatu dengan kita secara organik.
Agar dapat menjadi makanan kita, Kristus sudah melalui proses yang cukup panjang. Dia harus berinkarnasi menjadi manusia, menempuh kehidupan insani selama tiga puluh tiga setengah tahun, mati di salib, dikuburkan, lalu bangkit pada hari yang ketiga untuk menjadi Roh pemberi hayat (1 Kor. 15:45b). Setelah melalui semua proses ini, Dia kini tersedia bagi kita sebagai roti hayat, tersedia bagi semua orang yang mau datang kepada-Nya (Yoh. 6:40).
Bagaimanakah cara makan Dia? Pertama-tama, kita harus menggunakan organ yang tepat, yakni roh kita. Roti hayat adalah makanan rohani, sebab itu kita harus menggunakan roh kita memakan Dia. Cara yang paling sederhana untuk menikmati Kristus sebagai roti hayat adalah dengan berseru kepada nama-Nya (Rm. 10:12-13). Selain menyeru nama Tuhan, masih perlu diiringi dengan doa-baca firman Tuhan, sebab diri Tuhan justru terkandung di dalam firman-Nya. Hari ini, Tuhan adalah Roh, Tuhan juga adalah Firman (2 Kor. 3:17; Yoh. 1:14). Roh kita perlu terbuka kepada Tuhan, roh kita pun perlu terbuka kepada Alkitab. Hasilnya, roh kita akan dikenyangkan oleh Dia.

No comments: