Hitstat

14 June 2009

Yohanes Volume 3 - Minggu 2 Senin

Bekerjalah Bukan untuk Makanan yang Dapat Binasa
Yohanes 6:27a
Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu.

Ayat Bacaan: Yoh. 6:27; Mat. 6:19-20; 2 Kor. 4:18; Yak. 4:14; Yes. 40:6-8

Banyak orang bekerja demi mendapatkan makanan yang dapat binasa namun mengabaikan hal terpenting dalam hidup mereka. Tuhan Yesus berkata, “Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya” (Yoh. 6:27). Makanan yang dapat binasa mewakili hal-hal materi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tubuh dan jiwa manusia, sedangkan makanan yang bertahan sampai hidup yang kekal adalah Tuhan sendiri sebagai makanan bagi roh kita.
Makanan adalah untuk memberi kekenyangan kepada orang. Sebab itu, menurut prinsipnya, mencari apa saja yang dapat membuat orang kenyang, yang dapat memuaskan keperluan manusia, semuanya adalah makanan. Kalau kita mencari harta kekayaan, harta kekayaan adalah makanan kita. Kalau kita menuntut ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan adalah makanan kita. Apa saja yang kita anggap bisa memuaskan kita dan kita cari, itu adalah makanan kita. Tetapi dalam pandangan Tuhan, makanan-makanan itu adalah hal-hal yang dapat binasa. Pakaian yang bagus, meskipun tidak pernah kita pakai, lama-kelamaan akan rusak juga. Makanan yang sangat lezat, meskipun tidak kita makan, akan busuk juga. Demikian pula, kedudukan, nama besar, kekayaan, juga tidak akan bertahan terlalu lama (Mat. 6:19-20; 2 Kor. 4:18).
Segala sesuatu dalam kehidupan manusia, sekejap saja telah lenyap. Alkitab mengatakan, “Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap” (Yak. 4:14). Yesaya 40:6-8 juga menegaskan “Seluruh umat manusia adalah seperti rumput dan semua semaraknya seperti bunga di padang. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, apabila TUHAN menghembusnya dengan nafas-Nya. Sesungguhnyalah bangsa itu seperti rumput. Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.” Uap, rumput, dan bunga di padang, menggambarkan kehidupan manusia dan hal-hal materi yang sementara. Bila dalam hidup ini kita hanya mencari hal-hal itu, betapa sia-sianya hidup kita!

No comments: