Hitstat

28 June 2009

Yohanes Volume 3 - Minggu 4 Senin

Jalan untuk Mendapatkan Penglihatan
Yohanes 9:5-6
“Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia.” Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi.

Ayat Bacaan: Yoh. 9:5-7; 6:63; Rm. 9:21; Luk. 4:18, 2 Kor. 1:21-22, 1 Yoh. 2:27

Setelah Tuhan Yesus berkata bahwa kebutaan orang yang sejak lahir itu adalah untuk menyatakan pekerjaan Allah, dan Allah mengutus Dia ke bumi untuk melakukan pekerjaan Allah, untuk mencelikkan mata manusia supaya manusia bisa melihat, selanjutnya Dia berkata bahwa ketika Dia di bumi, Dia adalah terang dunia (Yoh. 9:5). Sebagai terang dunia, Dia datang untuk memulihkan penglihatan manusia.
Apa yang Tuhan lakukan terhadap orang yang buta sangatlah unik. “Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi” (Yoh. 9:6). Bila kita tidak mengerti makna ayat ini, tentu kita akan merasa geli dengan apa yang Tuhan perbuat, sebab apa yang diperbuat-Nya sangat aneh. Tak seorang pun yang suka menjamah ludah seseorang, tetapi Tuhan Yesus mencampur ludah-Nya dengan tanah dan dijadikannya suatu campuran tanah liat, kemudian mengoleskannya ke mata orang buta itu.
Tanah liat dalam Yohanes 9:6 sama seperti dalam Roma 9:21, menyatakan keinsanian. Manusia adalah tanah liat. Apakah ludah itu? Ludah di sini adalah sesuatu “yang keluar dari mulut” Tuhan (Mat. 4:4). Ini menyiratkan “Perkataan-perkataan yang ... adalah roh dan hidup” (Yoh. 6:63). Jadi secara kiasan, ludah adalah firman, juga adalah roh dan hayat yang keluar dari mulut Tuhan. Mencampur ludah dengan tanah liat berarti membaurkan keinsanian dengan firman Tuhan yang hidup. Perkataan “mengolesi” membuktikan bahwa Roh Tuhan adalah Roh yang mengurapi (Luk. 4:18, 2 Kor. 1:21-22, 1 Yoh. 2:27). Segera sesudah Anda menerima Tuhan melalui firman-Nya, terjadilah pengurapan Roh hayat di batin Anda.
Perbauran antara keilahian dengan keinsanian merupakan “salep mata” yang paling mujarab di seluruh bumi. Setelah mata orang buta itu diolesi dengan tanah liat, Tuhan berkata kepadanya, “Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam” (Yoh. 9:7). Orang itu pergi, membasuh dan kemudian celiklah matanya. Pergi dan membasuh berarti mentaati firman hayat. Ketaatan kita kepada pengurapan Roh hayat di batin kita akan memulihkan penglihatan kita.

No comments: