Hitstat

27 September 2009

Yohanes Volume 7 - Minggu 1 Senin

Ditangkap tanpa perlawanan
Yohanes 18:11
Kata Yesus kepada Petrus: “Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?

Ayat Bacaan: Yoh. 18:10-11; 11:25

Dalam 18:10-11 kita melihat bahwa Tuhan tidak memberikan perlawanan apa pun atas penawanan diri-Nya. Dengan jalan menyerahkan diri-Nya kepada maut, Tuhan membuktikan bahwa Dia itulah hayat. Tanpa kematian, bagaimana Dia dapat membuktikan bahwa Dia itulah hayat? Ketika Tuhan menjadi manusia, pertama-tama Dia membuktikan bahwa Dia itulah Allah. Sekarang dalam pasal 18 dan 19, Dia sedang masuk ke dalam maut untuk membuktikan bahwa Dia itulah hayat. Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa Tuhan adalah hayat? Yaitu melalui masuknya Dia ke dalam maut dan Dia tidak menentang maut itu. Tuhan tidak akan dapat ditakut-takuti, diusik, dikendalikan ataupun dikuasai oleh maut.
Dalam kedua pasal ini terdapat banyak bukti yang menunjukkan Tuhan mengalahkan dan menaklukkan maut. Pertama, Tuhan tidak dapat digentarkan oleh maut. Ketika Tuhan mengetahui bahwa pihak agamawan serta pihak politikus mendatangi untuk menangkap-Nya dan menaruh-Nya ke dalam maut, Dia tidak merasa takut. Dengan berani Dia menjumpai dan menyerahkan diri-Nya kepada mereka. Kedua, Tuhan tetap tenang ketika maut mendatangi-Nya. Di hadapan maut, Dia tetap melindungi murid-murid-Nya dengan cara yang mudah, yaitu memberi tahu para penangkap-Nya supaya membiarkan murid-murid-Nya pergi. Seandainya sekelompok polisi datang untuk menangkap Anda, bisakah Anda tetap tenang? Setiap kejadian yang dilukiskan di dalam kedua pasal ini kita dapat melihat bahwa Tuhan tetap tenang. Dia tidak pernah berubah pendirian ataupun dipengaruhi oleh rasa takut terhadap maut.
Hayat Tuhan adalah hayat yang dapat menaklukkan dan mengalahkan maut. Melalui penyaliban Dia masuk ke dalam maut, dan melalui kebangkitan Dia keluar dari dalam maut. Bukti apakah yang lebih baik yang pernah ada daripada bukti ini, yaitu bahwa Dia itulah hayat; di mana maut tidak dapat menaklukkan ataupun mengalahkan-Nya? Dia mengalahkan maut karena Dia itulah hayat kebangkitan (11:25). Saudara-saudari, apakah masalah yang kita hadapi lebih berat daripada maut? Jika tidak, mengapa kita begitu kuatir dan tidak mau datang kepada Dia Sang Hayat kebangkitan yang telah mengalahkan maut?

No comments: