Hitstat

09 October 2010

Roma Volume 2 - Minggu 2 Minggu

Melayani dalam Kebaruan Roh
Roma 7:6
Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat.

Ayat Bacaan: 2 Tim. 4:22

Sebagai seorang istri, kita pun wajib melayani Tuhan dalam kebaruan roh, bukan menurut keadaan lama, dari hukum Taurat. Kebaruan roh berasal dari pembebasan kita dari Hukum Taurat dan penyatuan kita dengan Kristus yang bangkit. Istilah roh dalam ayat ini ditujukan kepada roh manusia kita yang telah dilahirkan kembali, yang di dalamnya dihuni oleh Tuhan, Roh itu (2 Tim. 4:22). Kita bisa melayani Tuhan dalam kebaruan roh, karena Allah telah memperbarui roh kita. Roh manusia kita yang telah dilahirkan kembali dan diperbarui adalah sumber dari kebaruan seluruh diri kita. Pada roh kita yang telah dilahirkan kembali itu, segala-galanya baru, bahkan semua yang berasal darinya pun baru, tidak ada keusangan. Keusangan hanya ada pada hukum Taurat usang, tata cara usang, atau huruf usang. Kita tidak melayani Tuhan dalam keusangan huruf, melainkan berada dalam kebaruan roh kita yang telah dilahirkan kembali. Hari ini kita harus melayani Tuhan dalam kebaruan roh kita. Ketika kita datang bersekutu, kita harus bersekutu dalam kebaruan roh, janganlah menggunakan pikiran kita.
Seorang hamba Tuhan membagikan pengalamannya, “Setiap kali saya ingin naik ke atas mimbar, yang paling saya takuti ialah tidak adanya kontak batin antara saya dengan Allah. Adakalanya saya cukup menggunakan tiga atau lima menit saja untuk menyiapkan berita yang akan saya sampaikan, namun untuk datang dan berkontak dengan Allah, saya sering menghabiskan waktu yang sangat panjang. Saya paling khawatir bila saya berdiri di atas mimbar, batin saya tidak berkontak dengan Allah. Itu merupakan perkara yang paling susah dan pahit bagi saya di atas mimbar. Bila batin orang Kristen terputus dengan Allah, itulah saat-saat yang paling pahit, lemah, dan payah. Bila kita dengan Allah terputus, habislah segala-galanya. Allah itu segala sesuatu kita. Apa yang kita perlukan, Dialah jawabannya. Maka kita wajib melatih roh, agar roh dapat tenang bersekutu dengan Tuhan dari waktu ke waktu. Bagi orang-orang yang melayani Allah, hal ini mutlak, tidak boleh kurang.” Saudara saudari, jika kita mau melayani Tuhan dalam kebaruan roh, kita harus selalu berada di hadapan Tuhan, hidup dalam roh.

Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. (1 Kor. 6:17)

No comments: