Hitstat

11 October 2010

Roma Volume 2 - Minggu 3 Selasa

Tiga Hukum
Roma 7:22-23
Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku.

Ayat Bacaan: Rm. 6:14; 7:24; 8:1; Gal. 5:17, 24, 25; Yoh. 3:6; Rm. 8:13.

Dalam Roma 7, kita melihat tiga hukum. Pertama, hukum Allah yang menuntut dan mengajukan permintaan. Kedua, hukum kebaikan di dalam akal budi kita yang cepat memberikan reaksi yang positif terhadap hukum Allah. Ketiga, hukum dosa di dalam anggota-anggota tubuh kita, selalu siap berperang melawan hukum kebaikan di dalam akal budi kita, bahkan mengalahkan, menawan, dan memenjarakan kita.
Mungkin beberapa orang akan mengatakan bahwa mereka ingin menjadi orang yang baik dan mereka telah memutuskan untuk menjadi baik. Ini adalah hidup menurut hukum kebaikan. Lalu ada yang mengatakan bahwa jika orang lain memukul mereka, mereka pasti akan membalas dendam, dan mereka akan membalas dengan cara lebih keras dari pada pukulan yang mereka terima. Ini adalah jatuh ke dalam hukum dosa, yaitu hukum kejahatan di dalam tubuh.
Roma 7 melukiskan pengalaman pribadi Paulus sebelum ia diselamatkan. Ia berkata bahwa hukum Allah menuntut dirinya, dan hukum kebaikan di dalam akal budinya memberikan reaksi yang baik kepada hukum Allah, namun hukum dosa di dalam anggota-anggota tubuhnya yang telah jatuh berperang melawan hukum kebaikan itu, mengalahkan hukum itu dan menawannya. Kesimpulan Paulus adalah, “Aku, manusia celaka! Tubuhku adalah tubuh maut. Aku tidak dapat melepaskan diri.” Jadi, Roma 7 adalah catatan pengalaman Paulus yang membuktikan bahwa kita tidak dapat memelihara hukum Taurat, dan ia menganjuri kita agar jangan mencobanya. Inilah pengalaman kebanyakan orang Kristen setelah mereka diselamatkan. Ada seorang pemuda yang baru beroleh selamat. Ia telah bertobat dan mengaku dosa-dosanya kepada Tuhan dengan tuntas. Pada malam hari ia beroleh selamat, ia berkata kepada dirinya sendiri, “Aku tidak seharusnya melakukan kejahatan-kejahatan yang dahulu kulakukan. Malam ini aku bertekad untuk tidak lagi melakukan dosa.” Tetapi kita semua dapat bersaksi bahwa kita tidak dapat melaksanakannya sesuai dengan tekad kita. Jadi, ingatlah bahwa setiap kali kita mencoba melakukan perintah Allah dengan tekad kita sendiri, kita hanya akan menemui kegagalan. Karena itu kita tidak bisa terlepas dari Tuhan, kita perlu bersandar kepada-Nya.

Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh. (Gal. 5:25)

No comments: