Hitstat

03 October 2010

Roma Volume 2 - Minggu 2 Senin

Dibaptis dalam Kristus dan Kematian-Nya
Roma 6:3
Atau tidak tahukah kamu bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus Yesus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?

Ayat Bacaan: Rm. 5:15-19, 6:5; Flp. 2:8, 3:10

Setelah Allah menciptakan Adam, Dia menempatkannya di depan pohon hayat; menghendaki agar Adam makan buah pohon tersebut. Namun Adam gagal. Ia menolak makan buah pohon hayat dan memilih makan buah pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. Akibat ketidaktaatannya, semua keturunan Adam menjadi orang-orang dosa (Rm. 5:19). Ketika Adam dihukum karena pelanggarannya, semua orang di dalam dia, juga beroleh hukuman dan mati (Rm. 5:18). Tidak peduli baik atau jahat, setiap orang memerlukan keselamatan.
Hanya dalam Kristus, semua orang diselamatkan dan beroleh pembenaran (Rm. 5:15-19). Bagaimana kita bisa berada di dalam Kristus? Pada saat kita dibaptis ke dalam Kristus, kita dipindahkan dari Adam ke dalam Kristus serta menjadi bagian-Nya. Ini adalah satu fakta yang telah Tuhan rampungkan bagi kita. Roma 6:5 mengatakan, “Kita telah bertumbuh bersama Dia dalam rupa kematian-Nya” (Tl.). Baptisan, di satu pihak meletakkan kita ke dalam maut, di pihak lainnya menumbuhkan kita. Benih yang ditaburkan ke dalam tanah, kelihatannya mati, padahal ia mulai bertumbuh. Demikian pula ketika kita dibaptis ke dalam Kristus, kita bertumbuh di dalam rupa kematian-Nya.
Kita perlu senantiasa diserupakan dengan kematian Kristus dalam hidup kita sehari-hari, sampai kematian Kristus menjadi cetakan hidup kita. Jika terlambat ke sidang namun masih berjalan tegap, apakah ini bentuk dari kematian-Nya? Ketika kita datang sidang terlambat, kita seharusnya merendahkan diri, sambil berdoa, “Ampuni saya Tuhan, karena saya datang terlambat ke sidang.” Inilah bentuk kematian Kristus. Ketika Tuhan dihadapkan pada kematian, Dia tidak mengeluh ataupun membalas orang-orang yang ingin membunuhnya. Seperti itu juga seharusnya antara suami dan istri; antara rekan sepelayanan; tidak saling menyalahkan, sebaliknya selalu saling memaafkan, sehingga kedua pihak memperhidupkan kematian Kristus. Jika tidak diserupakan dengan kematian Kristus, yang kita miliki hanyalah daging, keangkuhan, dan pertengkaran saja. Kematian Kristus perlu bertumbuh sampai tingkat yang sedemikian di dalam kita, sehingga diri kita sendiri justru adalah kematian Kristus.

Yang kukehendaki ialah mengenal Dia... dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya. (Flp.3:10)

No comments: