Hitstat

05 October 2010

Roma Volume 2 - Minggu 2 Rabu

Mengetahui dan Menghitung
Roma 6:6, 11
Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, ... hendaknya kamu memandangnya: Bahwa kamu telah mati terhadap dosa.

Ayat Bacaan: Rm. 6:2, 7

Roma 6:6 mewahyukan bahwa kepada kita pada saat Kristus disalibkan, manusia lama kita turut disalibkan. Ketika melihat ini, sepatutnya kita berseru, “Puji Tuhan! Ketika Ia mati di kayu salib, Ia tidak hanya mati menggantikan diriku, tetapi juga membawa diriku bersama-Nya ke atas salib, sehingga ketika Ia mati, aku pun mati!” Pengetahuan ini bukan timbul dari pikiran melainkan adalah sebuah wahyu. Setelah “mengetahui”, apa langkah selanjutnya? Wahyu ini memimpin kita kepada “memandang” (Rm. 6:11). Menurut bahasa Yunaninya, “memandang” adalah “menghitung”. Menghitung bukanlah suatu teknik, melainkan suatu tindakan percaya yang spontan yang timbul karena nampak wahyu. Hari ini, banyak orang Kristen yang menghitung dirinya mati terhadap dosa, tanpa wahyu dari Roh itu. Akibatnya ketika cobaan datang, mereka menghitung berkali-kali, “Aku sudah mati! Aku sudah mati!” Namun semakin menghitung semakin marah-marah, semakin menghitung, semakin tidak bisa mengendalikan temperamen.
Suatu kali seorang saudara berkata, “Aku masih marah-marah, sebab itu aku harus banyak memohon, supaya aku tidak marah-marah lagi.” Namun saudara yang lain berkata, “Andaikan sebuah termos air panas berdoa, ‘Tuhan, aku ingin sekali menjadi termos air panas. Jadikanlah aku sebuah termos.’ Bagaimana tanggapan Anda?” Dia berkata, “Doa yang semacam itu tentu tidak perlu, karena dia justru sebuah termos air panas.” Saudara itu menjelaskan, “Allah pun sudah meletakkan Anda di dalam Kristus: Kristus mati, Anda pun mati; Kristus bangkit, Anda pun bangkit. Jangan berkata, ‘Aku mau mati; mau tersalib,’ Tidak perlu meminta lagi, hanya perlu percaya bahwa Dia sudah mengerjakan semuanya.” Melalui perkataan ini Tuhan menerangi dia, lalu dia berkata, “Tuhan, aku memuji-Mu, Engkau telah menaruh aku ke dalam Kristus, hingga segala-Mu kini menjadi segalaku!” Saudara itu mendapatkan wahyu, mantap dalam iman dan kehidupannya berubah. Menghitung saja tidak dapat melaksanakan kematian Kristus di dalam kita. Kita perlu berdoa meminta roh hikmat dan wahyu agar kita dapat nampak bahwa apa yang sudah dirampungkan Kristus telah kita miliki dan dapat menjadi pengalaman kita (Ef 1:17).

Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? (Roma 6:2b)

No comments: