Hitstat

04 October 2010

Roma Volume 2 - Minggu 2 Selasa

Hidup dalam Kebaruan Hayat dalam Rupa Kebangkitan-Nya
Roma 6:4b-5
... Demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru. Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

Ayat Bacaan: 2 Kor. 1:8-10; Rm. 8:29

Kebangkitan bukan hanya suatu keadaan di masa yang akan datang, melainkan juga proses yang sedang berlangsung pada saat ini. Kebangkitan dalam ayat 5 sama dengan hidup yang baru dalam ayat 4. Ketika Tuhan bangkit, Dia memiliki kebaruan hayat. Karena kita ada di dalam Dia dan secara organik telah bersatu dengan Dia, kita pun memiliki hayat baru dan patut hidup dalam hayat ini. Hidup dalam kebaruan hayat adalah hidup dalam ruang lingkup kebangkitan dan memerintah di dalam hayat. Ini berarti menanggulangi semua yang berasal dari Adam dalam diri kita sampai kita sepenuhnya diubah dan diserupakan dengan gambar Kristus (Rm. 8:29).
Hal ini ditunjukkan dalam Roma 6:5 yang mengatakan,“kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.” Kata “menjadi satu” di dalam bahasa aslinya berarti “bertumbuh bersama”. Ini menyatakan bahwa kebangkitan bukan saja suatu fakta yang telah rampung tetapi juga merupakan sebuah kesatuan organik yang di dalamnya terjadi pertumbuhan, sehingga yang satu mengambil bagian dalam hayat dan ciri khas yang lain. Ketika kita percaya Kristus, kita mengalami kesatuan organik dengan-Nya, sehingga apa yang Kristus alami menjadi sejarah hidup kita, kematian dan kebangkitan-Nya menjadi kematian dan kebangkitan kita.
Saudara Witness Lee, hamba Tuhan, mengisahkan pengalamannya. Hiburan favoritnya pada masa mudanya adalah bermain sepak bola. Pada hari Minggu, ia dan beberapa temannya bermain sepak bola dari jam tujuh pagi sampai jam tujuh malam. Namun pada suatu hari (setelah diselamatkan) saat ia sedang bermain sepakbola dan bola itu sedang mengarah kepada dia, di dalam batinnya ada suara yang mengatakan, “Berhenti! Jangan bermain lagi. Tinggalkanlah lapangan sepakbola.” Lalu seketika itu juga ia berhenti bermain dan semua pemain terkejut. Kemudian ia berjalan meninggalkan lapangan dan memberi tahu teman-temannya bahwa ia tidak akan bermain sepakbola lagi. Setelah kelahiran kembali, Roh Kudus terus bekerja di dalam kita untuk mencipta ulang kita sehingga kita dapat menjadi satu ciptaan baru, Akhirnya, pembaruan ini membuat kita terlepas dari segala milik manusia lama.

... Dia telah menyelamatkan kita ... karena rahmat-Nya melalui pemandian kelahiran kembali dan melalui pembaruan yang dikerjakan oleh Roh Kudus. (Tit. 3:5)

No comments: