Hitstat

06 August 2012

Galatia - Minggu 17 Senin

Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:1, 12-14; 6:63 


Hal yang paling penting dan rahasia yang diwahyukan dalam Alkitab ialah bahwa tujuan akhir Allah adalah menggarapkan diri-Nya ke dalam umat pilihan-Nya. Kedambaan Allah untuk menggarapkan diri-Nya ke dalam diri kita merupakan titik inti dari wahyu ilahi dalam Kitab Suci. Karena hal ini begitu rahasia, ia tersembunyi di dalam Alkitab; walau tidak seluruhnya tersembunyi. Di satu pihak, ia memang merupakan satu rahasia; tetapi di pihak lain, rahasia ini telah diwahyukan dalam Alkitab.

Allah telah memberi kita dua hadiah besar yang olehnya Ia menggarapkan diri-Nya sendiri ke dalam kita, yaitu Roh itu dan Firman. Kedua hadiah tersebut sebenarnya adalah Allah sendiri. Allah adalah Roh dan Allah juga Firman. Injil Yohanes adalah sejilid kitab yang dengan jelas mewahyukan Allah, Roh, dan Firman. Yohanes 1:1 mengatakan, “Pada mulanya ada Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Menurut Yohanes 1:14, Firman, Allah itu sendiri, telah menjadi daging. Akhirnya, Firman yang berinkarnasi ini telah disalibkan, dan setelah kebangkitan-Nya, Adam yang akhir ini menjadi Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45b). Injil Yohanes juga menghubungkan Firman dan Roh. “Rohlah yang menghidupkan” kata Tuhan Yesus dalam Yohanes 6:63, dan “Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah Roh dan hidup.” Allah adalah hayat, Roh adalah hayat, Firman juga adalah hayat. Menurut Injil Yohanes, ketiganya adalah satu. Allah adalah Firman, Firman adalah Roh, dan Roh adalah Allah. 

Jika Anda mengamati sejarah gereja, Anda akan nampak bahwa sepanjang abad telah terjadi dua tragedi, yang pertama berkaitan dengan Firman, dan yang berikutnya berkaitan dengan Roh itu. Tujuan Allah ialah supaya Alkitab dipakai untuk menyalurkan diri-Nya sendiri sebagai hayat ke dalam umat pilihan-Nya. Tetapi banyak guru Kristen telah mengabaikan penggunaan Alkitab yang sewajarnya ini dan telah menggunakannya sebagai sejilid kitab pengetahuan belaka, bukan sebagai kitab hayat demi penyaluran ilahi ini. Opini-opini dan penafsiran-penafsiran yang berbeda atas Alkitab telah mengundang perselisihan dan perdebatan. Tujuan Allah ialah supaya Alkitab menjadi pohon hayat, namun dalam penggunaan Alkitab mereka, ada guru-guru tertentu beralih kepada pohon pengetahuan. Hal tersebut pertama-tama membawa diri mereka sendiri kepada kematian, kemudian mereka menyebarkan kematian itu ke dalam gereja. 

Tragedi kedua yang terjadi dalam sejarah gereja berhubungan dengan Roh itu. Mengenai Alkitab dan penafsirannya, telah terjadi perpecahan, sedangkan mengenai Roh itu telah mengundang kekacauan. Karena kekacauan itu, banyak orang Kristen fundamental enggan mendengarkan tentang Roh itu. Ada beberapa yang benar-benar takut menyebut Roh itu, menganggap Roh itu sesuatu yang terlalu rahasia untuk dibicarakan. Pengabaian sedemikian terhadap Roh benar-benar suatu tragedi! 

Yohanes 1:12-13 menunjukkan bahwa orang-orang yang menerima Tuhan Yesus dilahirkan dari Allah. Kelahiran mengandung suatu hubungan organik yang intim. Karena kita dilahirkan dari orang tua kita, maka kita memiliki hubungan organik yang intim dengan mereka. Karena kita telah dilahirkan dari Allah, maka sesungguhnya Allah telah dilahirkan ke dalam kita. Inilah yang menjadikan kita anak-anak Allah. Kalau kita tidak dilahirkan dari Allah, mana mungkin kita menjadi anak-anak Allah? Menurut Alkitab, kita bukanlah anak menantu Allah juga bukan anak angkat-Nya. Sebagai orang-orang yang dilahirkan Allah, kita adalah anak-anak Allah dalam hayat. Dalam Yohanes 3:6 Tuhan Yesus menyatakan, “Yang dilahirkan dari Roh, adalah roh” (Tl.). Sekali lagi kita katakan, kita telah dilahirkan dari Roh itu untuk menerima Roh itu. 


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 33

No comments: