Hitstat

24 August 2012

Galatia - Minggu 19 Jumat


Pembacaan Alkitab: Yoh. 14:16-18; 3:6


Roh itu sebagai Roh almuhit yang majemuk adalah perampungan sempurna Allah Tritunggal. Allah kita itu Tritunggal: Bapa, Putra, dan Roh. Setiap pelajar Alkitab yang cermat menyetujui bahwa ketiga Persona dari Trinitas boleh dianggap berbeda, namun kita tidak dapat mengatakan Mereka itu terpisah. Pernyataan semacam itu adalah bidah. Ketika Putra datang ke bumi, Ia tidak meninggalkan Bapa di surga. Sebaliknya, ketika Putra datang, Bapa juga datang beserta-Nya. Dalam Injil Yohanes Tuhan Yesus berkata bahwa Putra datang dari dan beserta Bapa (Yoh. 6:46). Tatkala Ia datang dari Bapa, Ia datang bersama Bapa. Karena alasan inilah, Tuhan Yesus berkata bahwa Ia tidak pernah sendirian, sebab Bapa selalu menyertai-Nya (Yoh. 8:29). Selain itu, dalam Injil Yohanes juga memberi tahu kita bahwa Putra akan mengutus Roh itu dari dan beserta Bapa (Yoh. 15:26). Kita tidak dapat memisahkan Putra dari Bapa, dan Roh itu dari Bapa dan Putra.

Menurut Alkitab, Bapa terwujud di dalam Putra, dan Putra direalisasikan sebagai Roh itu. Akhirnya, yang ketiga dari ke-Allahan ini terekspresi sebagai Roh itu. Inilah sebabnya dalam pengalaman kita, bila kita menyeru nama Tuhan Yesus, kita menerima Roh itu. Ketika kita bertobat, percaya kepada Tuhan, dan berdoa kepada-Nya, kita tidak memohon agar Roh Kudus masuk ke dalam kita. Sebaliknya, kita berdoa agar Tuhan Yesus masuk. Namun, walaupun kita meminta Tuhan masuk, Persona yang masuk ke dalam kita sebenarnya adalah Roh itu. Ini tidak saja terjadi pada saat kita diselamatkan, dalam pengalaman sehari-hari kita akan Tuhan pun demikian. Bila kita berdoa kepada Bapa atau berseru kepada nama Tuhan Yesus, mengatakan kepada-Nya bahwa kita mengasihi Dia, akhirnya Persona yang kita alami menyertai dan berada dalam kita ialah Roh itu. Dari pengalaman kita tahu bahwa Roh ini, Roh almuhit yang majemuk ini adalah perampungan sempurna dari Allah Tritunggal.

Hari ini Allah kita benar-benar adalah Allah yang telah melalui proses. Dalam Perjanjian Lama tidak ada petunjuk bahwa Allah telah melalui proses. Proses ini dimulai pada saat inkarnasi Kristus dan dilanjutkan dalam sepanjang hidup-Nya sebagai manusia, penyaliban, dan kebangkitanNya. Ada sebagian orang Kristen menentang ungkapan “Allah yang telah melalui proses” dengan bantahan bahwa Allah itu kekal dan tidak pernah berubah. Ya, kita sepenuhnya percaya, menurut Alkitab, Allah memang kekal dan mutlak tidak berubah. Namun demikian sesuai dengan Alkitab, kita juga percaya dan mengajarkan bahwa Allah telah mengalami proses inkarnasi, kehidupan insani, penyaliban, dan kebangkitan. Allah tidak pernah berubah, tetapi Ia telah mengalami suatu proses. Sifat dan substansi Allah tidak pernah berubah, namun Ia telah melalui suatu proses. Menurut Yohanes 1:1 dan 14, Firman yang ada pada mulanya bersama Allah dan yang adalah Allah itu telah menjadi daging. Penggunaan kata “menjadi” dalam Yohanes 1:14 menunjukkan suatu proses. Demikian pula, 1 Korintus 15:45 mengatakan bahwa Adam yang terakhir telah menjadi Roh pemberi-hayat. Ini merupakan petunjuk lain dari proses Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 38

No comments: