Hitstat

16 August 2012

Galatia - Minggu 18 Kamis


Pembacaan Alkitab: Gal. 6:7-16


Paulus berpendapat orang-orang yang berusaha memelihara hukum Taurat dan mempraktekkan sunat adalah orang-orang yang menabur kepada daging. Dalam 6:8 Paulus berkata, “Sebab siapa yang menabur kepada dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya” (Tl.). Lalu dalam ayat 12-13 dikatakan selanjutnya, “Mereka yang secara lahiriah (di dalam daging) suka menonjolkan diri, merekalah yang berusaha memaksa kamu untuk bersunat, hanya dengan maksud, supaya mereka tidak dianiaya karena salib Kristus. Sebab mereka yang menyunatkan dirinya pun, tidak memelihara hukum Taurat. Tetapi mereka menghendaki, supaya kamu menyunatkan diri, agar mereka dapat bermegah atas dagingmu” (Tl.). Pemakaian kata daging dalam ayat-ayat ini oleh Paulus memberi kita sebuah kunci untuk memahami apa yang dimaksud dengan menabur kepada daging. Menurut pemikiran yang mendasari bagian Kitab Galatia ini, menabur kepada daging berarti mempraktekkan sunat dan giat memelihara hukum Taurat. Bersunat maupun memelihara hukum Taurat adalah perkara-perkara lahiriah. Paulus menunjukkan dengan tegas bahwa para penganut agama Yahudi bermegah atas penyunatan dalam daging. Mereka memaksa orang lain bersunat agar mereka dapat bermegah atas daging mereka. Bahkan Paulus berkata, “Mereka yang di dalam daging menonjolkan diri” (Tl.). Penganut agama Yahudi itu seakan-akan berkata, “Lihatlah kami, kami semua telah disunat. Kami mempunyai tanda atas daging kami untuk menunjukkan bahwa kami adalah orang-orang yang bersunat.” Menurut perkataan Paulus, ini berarti menonjolkan diri dalam daging.

Dalam 6:7 Paulus mendeklarasikan, “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan.” Allah adalah Pencipta, Administrator, dan Persona yang mengoperasikan segala sesuatu dalam alam semesta. Ia tidak dapat dipermainkan oleh orang-orang yang menentang ekonomi-Nya. Bila Ia memutuskan untuk mengesampingkan hukum Taurat dan sunat, siapa yang berhak menentang-Nya? Apa hak para penganut agama Yahudi untuk meneruskan praktek sunat bila Allah sendiri telah menghapusnya? Dengan mempertahankan praktek itu demi menonjolkan diri dalam daging, maka para penganut agama Yahudi telah berontak melawan pengaturan pemerintahan Allah. Pemberontakan semacam itu benar-benar berarti menabur kepada daging, dan pasti mengakibatkan kebinasaan dan kehancuran.

Sebagai kaum beriman dalam Kristus, kita perlu menabur kepada Roh itu. Ekonomi Allah ialah memberikan diri-Nya sendiri sebagai Roh itu kepada kita. Kita harus menerima Roh itu sebagai sasaran kita, tujuan kita, dan jangan begitu bodoh hingga mengarah kepada hukum Taurat atau sunat. Sasaran Allah ialah menjadi Roh almuhit di dalam kita bagi kenikmatan kita. Apa yang bisa menjadi alasan kita untuk tidak mengarah kepada sasaran yang indah dan menakjubkan ini?

Perampungan sempurna dari hayat kekal ialah Yerusalem Baru. Dalam Yerusalem Baru tidak akan ada hukum Taurat dan sunat, yang ada ialah aliran sungai air hayat dengan pohon hayat. Itulah hayat yang kekal. Yerusalem Baru, perwujudan terakhir hayat kekal, akan menjadi hasil yang sempurna dari penaburan kita kepada Roh itu.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 36

No comments: