Pembacaan Alkitab: Gal. 6:7-16
Paulus berpendapat orang-orang yang berusaha memelihara hukum
Taurat dan mempraktekkan sunat adalah orang-orang yang menabur kepada
daging. Dalam 6:8 Paulus berkata, “Sebab siapa yang menabur kepada
dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya” (Tl.). Lalu dalam ayat
12-13 dikatakan selanjutnya, “Mereka yang secara lahiriah (di dalam daging) suka menonjolkan diri, merekalah yang
berusaha memaksa kamu untuk bersunat, hanya dengan maksud, supaya mereka tidak
dianiaya karena salib Kristus. Sebab mereka yang menyunatkan dirinya pun, tidak
memelihara hukum Taurat. Tetapi mereka menghendaki, supaya kamu menyunatkan
diri, agar mereka dapat bermegah atas dagingmu” (Tl.). Pemakaian kata daging
dalam ayat-ayat ini oleh Paulus memberi kita sebuah kunci untuk memahami apa
yang dimaksud dengan menabur kepada daging. Menurut pemikiran yang mendasari
bagian Kitab Galatia ini, menabur kepada daging berarti mempraktekkan sunat dan
giat memelihara hukum Taurat. Bersunat maupun memelihara hukum Taurat adalah
perkara-perkara lahiriah. Paulus menunjukkan dengan tegas bahwa para penganut agama
Yahudi bermegah atas penyunatan dalam daging. Mereka memaksa orang lain
bersunat agar mereka dapat bermegah atas daging mereka. Bahkan Paulus berkata, “Mereka
yang di dalam daging menonjolkan diri” (Tl.). Penganut agama Yahudi itu
seakan-akan berkata, “Lihatlah kami, kami semua telah disunat. Kami mempunyai
tanda atas daging kami untuk menunjukkan bahwa kami adalah orang-orang yang
bersunat.” Menurut perkataan Paulus, ini berarti menonjolkan diri dalam daging.
Dalam 6:7 Paulus mendeklarasikan, “Jangan sesat! Allah tidak
membiarkan diri-Nya dipermainkan.” Allah adalah Pencipta, Administrator,
dan Persona yang mengoperasikan segala sesuatu dalam alam semesta. Ia tidak
dapat dipermainkan oleh orang-orang yang menentang ekonomi-Nya. Bila Ia
memutuskan untuk mengesampingkan hukum Taurat dan sunat, siapa yang berhak
menentang-Nya? Apa hak para penganut agama Yahudi untuk meneruskan praktek
sunat bila Allah sendiri telah menghapusnya? Dengan mempertahankan praktek itu
demi menonjolkan diri dalam daging, maka para penganut agama Yahudi telah
berontak melawan pengaturan pemerintahan Allah. Pemberontakan semacam itu
benar-benar berarti menabur kepada daging, dan pasti mengakibatkan kebinasaan
dan kehancuran.
Sebagai kaum beriman dalam Kristus, kita perlu menabur kepada
Roh itu. Ekonomi Allah ialah memberikan diri-Nya sendiri sebagai Roh itu kepada
kita. Kita harus menerima Roh itu sebagai sasaran kita, tujuan kita, dan jangan
begitu bodoh hingga mengarah kepada hukum Taurat atau sunat. Sasaran Allah
ialah menjadi Roh almuhit di dalam kita bagi kenikmatan
kita. Apa yang bisa menjadi alasan kita untuk tidak mengarah kepada sasaran
yang indah dan menakjubkan ini?
Perampungan sempurna dari hayat kekal ialah Yerusalem Baru.
Dalam Yerusalem Baru tidak akan ada hukum Taurat dan sunat, yang ada ialah
aliran sungai air hayat dengan pohon hayat. Itulah hayat yang kekal. Yerusalem
Baru, perwujudan terakhir hayat kekal, akan menjadi hasil yang sempurna dari
penaburan kita kepada Roh itu.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 36
No comments:
Post a Comment