Hitstat

25 August 2012

Galatia - Minggu 19 Sabtu


Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 6:17; Yoh. 6:57


Dalam Surat Kirimannya Paulus berpesan agar kita jangan hidup berdasarkan suatu doktrin atau petunjuk tertentu, melainkan oleh Roh itu. Akhir-akhir ini Tuhan memperlihatkan kepada kita bahwa Ia tidak menghendaki kita hanya hidup dalam penyertaan-Nya, tetapi memperhidupkan Kristus dengan menjadi satu roh dengan Tuhan. Dalam Perjanjian Baru tidak ada perkataan tentang praktek beserta dengan Allah. Sebaliknya, dalam Perjanjian Baru diwahyukan bahwa kita harus memperhidupkan Kristus melalui menjadi satu roh dengan Dia. Dalam Kejadian 17 tercatat bahwa Abraham hidup di hadapan Allah, yakni dalam penyertaan Allah. Tetapi, dalam Perjanjian Baru, dalam 1 Korintus 6:17, Paulus berkata, “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.” Ini lebih dari sekadar hidup di hadirat Allah, tetapi hidup di dalam kesatuan dengan Dia. Perkataan Paulus tentang bersatunya kita menjadi satu roh dengan Tuhan bukanlah sebuah perumpamaan, melainkan sebuah pernyataan faktual. Lagi pula, Paulus tidak berkata, “Bagiku hidup berarti berada dalam penyertaan Tuhan.” Sebaliknya, ia berkata, “Bagiku hidup adalah Kristus.” (Flp. 1:21). Di antara hidup dan bertindak dalam penyertaan Allah dan memperhidupkan Kristus terdapat suatu perbedaan yang besar sekali!

Hidup dan bertindak dalam penyertaan Allah sangat sesuai dengan konsepsi alamiah kita. Akan tetapi, kaum beriman dapat menjadi satu roh dengan Tuhan itu bukanlah menurut konsepsi alamiah manusia. Memang mudah memahami perkataan dalam Kitab Keluaran tentang penyertaan Tuhan mengiringi bani Israel. Mungkin kita juga menerapkan perkataan ini atas diri kita dan menyadari ketika kita pergi ke suatu tempat, penyertaan Tuhan akan pergi bersama kita. Namun, mengira bahwa kita harus hidup satu roh dengan Tuhan itu bukanlah menurut konsepsi alamiah kita. Ada orang Kristen bahkan mengatakan pernyataan dapatnya kita menjadi satu roh dengan Tuhan adalah suatu hujat. Menurut pendapat mereka, orang-orang yang berdosa sama sekali tidak mungkin menjadi satu roh dengan Tuhan. Namun, Alkitab mengatakan dengan jelas, “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.” Walaupun kita pernah membaca kata-kata ini, tetapi mungkin kita tidak mempunyai respon sama sekali terhadapnya, sebab kita telah diselubungi oleh konsepsi yang agamis, alamiah, dan tradisional. Kita boleh jadi sama sekali tidak menaruh perhatian terhadap perkara yang demikian penting ini. Namun, akhir-akhir ini Tuhan telah membawa kita kepada butir di mana justru kita harus memperhatikan tuntutan Perjanjian Baru ini, yakni kita harus menjadi satu roh dengan Dia. Menurut praktek Perjanjian Lama, Abraham memang dapat hidup dalam penyertaan Allah. Tetapi kita berada dalam Perjanjian Baru. Menurut ekonomi Perjanjian Baru Allah, Tuhan damba masuk ke dalam kita dan bersatu dengan kita, dan menyatukan kita dengan Dia sendiri. Ia menghendaki kita menjadi satu roh dengan Dia. Ekonomi-Nya hari ini ialah agar kita hidup dalam satu roh dengan Tuhan.

Saya harap banyak orang akan terkesan dengan perkataan tentang hidup dalam satu roh dengan Tuhan ini dan mau berdoa, “Tuhan, mulai sekarang aku tidak lagi puas hanya dengan penyertaan-Mu. Sekalipun aku dapat berhasil mempraktekkan hidup dalam penyertaan Allah seperti yang dipraktekkan Saudara Lawrence, aku tidak merasa puas, sebab aku tahu, Tuhan, Engkau pun tidak akan merasa puas. Engkau ingin menjadi satu roh denganku. Tuhan, berikanlah anugerah kepadaku, agar aku menjadi satu roh dengan-Mu.” Dalam setiap hal yang kita katakan atau lakukan, kita perlu berlatih menjadi satu dengan Tuhan. Semakin kita menjadi satu roh dengan Dia dalam kehidupan kita sehari-hari kita, kita akan semakin menikmati keselamatan, pengudusan, dan transformasi.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 38

No comments: