Hitstat

20 August 2012

Galatia - Minggu 19 Senin


Pembacaan Alkitab: Gal. 1:3; 6:16-18


Paulus mengakhiri Kitab Galatia dengan kalimat: “Anugerah Tuhan kita Yesus Kristus menyertai roh kamu, Saudara-saudara! Amin.” Pada permulaan kitab ini Paulus berkata, “Anugerah menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus” (1:3). Namun pada akhirnya, Paulus terlebih dulu mengatakan damai sejahtera (6:16), kemudian baru anugerah.

Mengapa pada permulaan Kitab Galatia Paulus mengatakan anugerah sebelum damai sejahtera dan pada akhirnya berkebalikan? Anugerah adalah Allah menjadi kenikmatan kita, dan damai sejahtera adalah suatu kondisi yang diakibatkan dari anugerah. Karena itu pada mulanya kita terlebih dulu memiliki anugerah, kemudian baru damai sejahtera. Tetapi begitu kita masuk dengan anugerah ke dalam suatu keadaan damai sejahtera baik dengan Allah secara vertikal maupun dengan sesama manusia secara horizontal, kita perlu memiliki anugerah untuk menjaga kita dalam situasi damai sejahtera yang sedemikian.

Jika kita tidak mengenal roh manusia (yang telah dilahirkan kembali oleh Roh Kudus), kita tidak bisa menikmati Kristus sebagai Roh yang almuhit. Kita boleh memakai penggunaan listrik yang praktis sebagai perumpamaan. Walaupun listrik telah terpasang di rumah Anda, Anda tetap perlu memakai saklar atau tombol untuk menyalakannya. Jika Anda tidak mengetahui di mana tombol itu, Anda tidak mungkin mengalami faedah listrik itu. Listrik surgawi pun telah terpasang di dalam kita, dan roh manusia adalah tombol untuk memanfaatkannya. Anugerah Tuhan Yesus Kristus — listrik surgawi — menyertai roh kita, yakni tombol itu.

Menurut Alkitab, fungsi roh ialah untuk berkontak dengan Allah. Tatkala kita mendengar Injil, kita bertobat dari dosa-dosa kita. Pertobatan melibatkan penggunaan hati nurani kita. Ketika kita membiarkan terang kebenaran menyoroti kita melalui pikiran ke dalam hati nurani kita, maka hati nurani kita menyuruh kita bertobat. Karenanya, pertobatan berkaitan dengan penggunaan bagian utama dari roh kita. Walaupun mungkin kita tidak memahaminya ketika kita beroleh selamat tetapi pada waktu itu, kita telah menggunakan roh kita. Selain bertobat, kita pun berdoa kepada Tuhan dan berseru kepada-Nya. Mungkin kita berkata, “O Tuhan Yesus, Engkau adalah Penebusku. Aku bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah mati di atas salib bagi dosa-dosaku. Tuhan aku cinta kepada-Mu, dan aku menerima Engkau sebagai Juruselamatku.” Pada saat kita berdoa demikian, dengan menggunakan iman dalam Tuhan, Roh Allah masuk ke dalam roh kita dan melahirkan kembali roh kita. Pada saat kita beroleh selamat, roh kita telah dimanfaatkan untuk bertobat dan menerima Tuhan. Sejak saat itu dan seterusnya, Roh itu berhuni dalam roh kita. Karenanya, roh itu merupakan tempat di mana kita berkontak dengan Allah, sebab di sinilah Allah Tritunggal yang telah melalui proses itu tinggal sebagai Roh pemberihayat yang almuhit.

Sering kali ketika kita mulai berdoa, kita masih berada dalam pikiran atau emosi kita. Namun lambat laun doa kita membawa kita masuk ke dalam roh kita. Lalu kita merasa bahwa kita sedang berjumpa dengan Tuhan dan kita bersatu dengan Dia. Tidak ada kata-kata yang dapat melukiskan betapa indahnya menjadi satu roh dengan Tuhan. Alangkah nikmatnya hal ini! Kenikmatan ini mendatangkan kepastian atau jaminan bahwa Allah Tritunggal itu riil adanya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 37

No comments: