Hitstat

27 August 2012

Galatia - Minggu 20 Senin


Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 5:17


Menurut Alkitab, setiap orang beriman dalam Kristus seharusnya memiliki dua jenis hidup oleh Roh. Pertama ialah hidup dan perilaku sehari-hari kita; kedua ialah “hidup” dalam kaidah dan jejak ilahi. Selaku orang Kristen, kita bukan orang-orang yang hidup secara sembarangan di dunia tanpa suatu tujuan. Kita telah diciptakan Allah, juga diciptakan kembali dan dilahirkan kembali oleh-Nya dengan tujuan yang pasti. Karena itu, kita harus memiliki hidup jenis kedua untuk merampungkan kehendak Allah dan mencapai sasaran kehidupan kita di bumi ini.

Dalam hidup oleh Roh jenis pertama, kita hidup, bertindak, dan berperilaku oleh Roh. Ini adalah penunjang bagi hidup oleh Roh jenis kedua, yaitu hidup yang mengarah kepada satu sasaran. Sebagai anak-anak Allah, kita bukan orang-orang yang tanpa tujuan. Kehidupan kita mempunyai satu tujuan yang pasti. Kita bukan sembarangan dan tanpa sasaran. Allah memiliki satu tujuan yang kekal, dan kehendak-Nya ialah agar umat-Nya hidup bagi kehendak-Nya. Allah menciptakan kita maupun melahirkan kita kembali adalah untuk mewujudkan kehendak-Nya. Karena Allah memiliki tujuan dan hendak mencapai sasaranNya, maka Ia menyuruh kita memiliki dua jenis hidup oleh Roh: jenis pertama adalah yang membina satu kehidupan sehari-hari yang normal, dan jenis kedua adalah yang sesuai dengan kaidah dan prinsip ilahi demi mencapai sasaran yang telah ditetapkan Allah.

Untuk memiliki satu kehidupan sebagai anak-anak Allah yang normal, perlulah kita memiliki jenis hidup oleh Roh yang pertama. Ini berarti kita tidak boleh hidup oleh perkara apa pun yang menggantikan Roh itu.

Kalau kita ingin memiliki hidup oleh Roh jenis pertama, kita perlu berdoa dan berseru kepada nama Tuhan. Dalam 1 Tesalonika 5:17 Paulus menghendaki kita berdoa tanpa henti. Saya menemukan, tidak mungkin kita berdoa tanpa henti jika kita berdoa dengan cara formal, memohon bantuan dari Tuhan. Mungkin kita bisa berdoa demikian untuk waktu yang lama, tetapi tidak dapat tanpa henti. Akan tetapi, kita dapat berdoa tanpa henti hanya dengan berseru: “Tuhan Yesus, O, Tuhan Yesus.” Walaupun saya adalah orang tua, dan telah bertahun-tahun lamanya di dalam Tuhan, saya tetap belajar menyeru nama Tuhan secara terus-menerus. Dari pengalaman saya menemukan bahwa hal ini mudah sekali kita lupakan. Waktu bangun pagi saya mungkin mulai menyeru nama Tuhan, tetapi lewat beberapa menit, saya mungkin diganggu oleh suatu pikiran dan berhenti menyeru. Tiba-tiba, saya sadar bahwa pikiran saya sudah keluar, maka saya sekali lagi mulai berseru: “O, Tuhan Yesus.”

Doa adalah pernafasan rohani. Seperti kita semua ketahui, kita harus bernafas supaya kita tetap hidup. Di mana pun kita berada, kita boleh bernafas secara rohani melalui berseru kepada nama Tuhan. Sehari suntuk, tak peduli kita berbuat apa, kita dapat berkontak dengan Tuhan lewat menghirup nama-Nya. Ketika kita melakukan perkara-perkara rutin pada pagi hari, kita dapat berseru kepada nama Tuhan Yesus. Kita mungkin menemukan, ketika kita menangani perkara-perkara yang riil, kita masih memiliki tiga puluh menit untuk menyeru nama Tuhan Yesus. Bila kita mempraktekkan hal ini, kita akan membina kebiasaan menyeru nama Tuhan. Ini merupakan bagian dari hidup jenis pertama, yaitu hidup yang di dalamnya kita menempuh kehidupan sehari-hari yang normal oleh Roh.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 39

No comments: