Pembacaan Alkitab: Mrk. 7:1-23
Doa baca: “Tetapi di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang
berjuang melawan hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa
yang ada di dalam anggota-anggota tubuhku." (Rm. 7:23)
Pemeriksaan Keadaan Batin Manusia
Menyimpulkan pemeriksaan-Nya
atas hati manusia, dalam Markus 7:23 Tuhan mengatakan, “Semua hal jahat ini
timbul dari dalam dan menajiskan orang.” Hal-hal jahat yang timbul dari dalam
adalah hasil-hasil jahat dari sifat manusia yang telah jatuh dan berdosa (Rm.
7:18). Hal-hal jahat itu tidak hanya ada di dalam hati kita, bahkan timbul dari
dalam kita. Ini berarti, hati manusia terus-menerus menimbulkan hal-hal jahat.
Ketika orang-orang dunia kembali ke tempat kerja setelah akhir pekan, mereka
sering membicarakan hal-hal jahat yang telah mereka lampiaskan. Percakapan
mereka adalah hal-hal jahat yang timbul dari dalam hati mereka. Mereka mungkin
berpendidikan dan sopan, tetapi dari dalam hati mereka timbul hal-hal jahat
yang menajiskan.
Markus 7:1-23 sebenarnya
meliputi tiga perkara penting perintah Tuhan, yaitu firman Allah; adat istiadat
manusia; dan kondisi hati manusia yang sebenarnya. Kondisi hati manusia selalu
disingkapkan oleh firman Allah, atau perintah Allah. Tetapi tradisi manusia
selalu menutupi kondisi hati manusia. Karena itulah, di mana tradisi
dipelihara, di sana ada kemunafikan. Bukannya membeberkan situasi manusia yang
sebenarnya, tradisi malah menutupinya
Dalam potongan yang pendek
dari Injil Markus ini, Sepuluh Perintah Allah diterapkan. Sementara orang-orang Farisi dan ahli-ahli
Taurat sangat memperhatikan pencucian tangan, dalam Sepuluh Perintah tidak
disebutkan tentang pencucian tangan. Yang penting dalam penerapan Sepuluh
Perintah adalah kita datang untuk menyembah Allah dengan hati yang tulus,
menghormati orang tua kita, dan dengan setia melaksanakan kewajiban- kewajiban
kita. Perintah Allah tidak menyingkapkan kotoran pada tangan manusia, melainkan
menyingkapkan kenajisan dalam hati manusia.
Sumber: Pelajaran-Hayat
Markus, Buku 1, Berita 21
No comments:
Post a Comment