Hitstat

20 August 2018

Markus - Minggu 11 Senin


Pembacaan Alkitab: Mrk. 7:1-23
Doa baca: “Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: ‘Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?’” (Mrk. 7:5)


Penyingkapan Kondisi Batin Manusia


Markus 7:2 mengatakan bahwa orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang datang untuk memata-matai Yesus melihat “bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan yang najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.” Ayat 3 dan 4 menjelaskan bahwa orang-orang Farisi, yang menganut tradisi nenek moyang mereka, tidak akan makan jika belum mencuci tangan. “Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya, 'Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?'” (ayat 5). Kata “nenek moyang” di sini, seperti dalam ayat 3, mengacu kepada orang-orang zaman dulu, yaitu orang-orang generasi sebelumnya.

Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mengira mereka mempunyai alasan untuk mengkritik Tuhan, karena murid-murid-Nya melakukan sesuatu yang berlawanan dengan tradisi orang-orang Yahudi yang telah diterimanya dari nenek moyang mereka.

Dalam pasal 7 Tuhan menerangi keadaan batin manusia. Masalah keadaan batin manusia jauh lebih serius daripada keadaan luarannya. Pertanyaan ahli Taurat dan orang Farisi memberi-Nya kesempatan untuk berbicara tentang keadaan batin manusia.

Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tentu saja tidak bermaksud menyinggung keadaan batin manusia. Mereka hanya memperhatikan aturan luaran, seperti pencucian dan pembersihan luaran. Mereka tidak tertarik pada segala sesuatu yang berkaitan dengan keadaan batin manusia. Akan tetapi, mereka memberi peluang emas kepada Tuhan dan bahkan membuka jalan bagi-Nya untuk menyingkapkan keadaan batin manusia. Tuhan Yesus menyingkapkan keadaan batin manusia, kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, orang banyak, dan terutama kepada murid-murid-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 1, Berita 20

No comments: