Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 15:45
Doa baca: “Seperti
ada tertulis: ‘Manusia pertama, Adam menjadi makhluk yang hidup’, tetapi Adam
yang terakhir menjadi roh yang menghidupkan.” (1 Kor. 15:45)
Berfokus kepada
Kristus
Jika kita nampak bahwa
Kristus tinggal di dalam kita dan berfokus kepada-Nya, maka visi ini akan
mengendalikan kita dan membebaskan kita dari hal- hal yang menyimpangkan kita
dari ekonomi (pengaturan) Allah dalam Perjanjian Baru. Banyak orang beriman
masih memperhatikan bagaimana menjadi rohani, alkitabiah, kudus, dan menang.
Allah tidak menginginkan hal yang demikian di dalam ekonomi-Nya, melainkan Ia
ingin menaburkan ke dalam kita satu Persona yang riil dan hidup. Inilah alasan
mengapa Perjanjian Baru memberi tahu kita bahwa melalui kebangkitan, Tuhan
telah menjadi Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45). Roh pemberi-hayat yang di dalam
kita adalah benih yang telah ditaburkan ke dalam diri kita.
Dalam upacara pernikahan,
berdasarkan Efesus 5, seringkali para istri akan diminta untuk tunduk kepada
suami dan suami untuk mengasihi istrinya. Namun, suami mana yang dapat
mengatakan bahwa dia mampu mengasihi istrinya sebagaimana Kristus mengasihi gereja,
dan istri mana yang mampu taat kepada suaminya? Ketika Kristus hidup di dalam
mereka, mereka tidak perlu berusaha untuk mengasihi atau berusaha untuk taat,
karena mereka akan secara spontan saling mengasihi dan taat.
Kehidupan yang sepenuhnya
sesuai dengan ekonomi Allah dalam Perjanjian Baru bukanlah masalah kebudayaan,
agama, etika, moralitas, perbaikan karakter, atau filsafat manusia, juga bukan
bagaimana menjadi alkitabiah, rohani, kudus dan menang. Kehidupan yang
dimaksudkan di dalam ekonomi-Nya adalah tidak mempedulikan apa pun selain Yesus
Kristus. Kita perlu berhenti untuk berusaha menjadi sesuatu dan masuk ke dalam
ruang lingkup yang lain, yaitu kepada Anak Allah, Yesus Kristus. Hari ini,
persona Kristus yang hidup telah ditaburkan ke dalam kita, memampukan kita
menempuh hidup sesuai dengan ekonomi Allah dalam Perjanjian Baru.
Sumber: Pelajaran-Hayat
Markus, Buku 3, Berita 58
No comments:
Post a Comment