Pembacaan
Alkitab: Mrk. 1:1, 14
Doa
baca: “Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea
memberitakan Injil Allah.” (Mrk. 1:14)
Perkembangan Tuhan sebagai Benih
Kerajaan
Injil Markus dibuka dengan perkataan mengenai
permulaan Injil Yesus Kristus. Kata “permulaan” dalam Markus 1:1 menyiratkan
suatu permulaan yang baru, dan permulaan yang baru ini meliputi pengakhiran
hal-hal yang usang: kebudayaan, agama, etika, moralitas, perbaikan karakter,
filsafat manusia dan usaha untuk menjadi rohani, alkitabiah, kudus, dan menang.
Hal-hal ini diakhiri melalui permulaan Injil Yesus Kristus, Anak Allah.
Dalam Markus 1:1 dan 14 kita membaca Injil Yesus
Kristus dan Injil Allah. Injil ini juga adalah Injil Kerajaan Allah. Menurut
Perjanjian Baru, Kerajaan Allah adalah perluasan persona Kristus. Kerajaan
adalah perkembangan benih, yang adalah Yesus Kristus. Hari ini perkembangan
Kristus ini adalah gereja. Karena itu, gereja sebagai Tubuh Kristus adalah
Kerajaan Allah. Sebagai orang yang adalah benih Kerajaan Allah, Tuhan Yesus
menempuh hidup yang mutlak berbeda dari hidup menurut kebudayaan, agama, etika,
moralitas, perbaikan karakter, filsafat, dan usaha untuk menjadi rohani,
alkitabiah, kudus, dan menang. Kehidupan yang ditempuh-Nya sesuai dengan
ekonomi (pengaturan) Perjanjian Baru Allah. Seperti yang telah kita nampak,
ekonomi Allah adalah perihal penyaluran diri-Nya sendiri – Allah Tritunggal –
ke dalam kaum beriman-Nya. Hanya kehidupan yang diperhidupkan oleh Tuhan Yesus
adalah kehidupan yang menyalurkan Allah Tritunggal ke dalam umat pilihan Allah.
Injil, yang adalah permulaan baru, mengakhiri hal yang
usang. Ketika Tuhan Yesus dibaptis, halhal yang usang dikubur. Kehidupan Tuhan
Yesus setelah baptisan-Nya adalah kehidupan yang sesuai dengan ekonomi
Perjanjian Baru Allah; dalam kehidupan ini Dia menaburkan diri-Nya sendiri
sebagai benih hayat ke dalam kaum beriman-Nya. Benih yang ditaburkan oleh Tuhan
Yesus, benih yang sesungguhnya adalah Tuhan Yesus sendiri, adalah perwujudan
Allah Tritunggal.
Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 62
No comments:
Post a Comment