Pembacaan
Alkitab: Luk. 22:47-65
Doa
baca: “Waktu Yesus masih berbicara datanglah serombongan orang, sedangkan
muridNya yang bernama Yudas, seorang dari kedua belas murid itu, berjalan di
depan mereka. Yudas mendekati Yesus untuk mencium-Nya.” (Luk. 22:47)
Menyerahkan Diri-Nya untuk Ditangkap
Kematian Manusia-Penyelamat dimulai dengan Dia
ditangkap. Ketika Tuhan Yesus pergi ke Taman Getsemani, Dia sadar bahwa Dia
akan ditangkap di sana. Meskipun demikian, sebagaimana Dia mengambil inisiatif
untuk pergi dari Galilea ke Yerusalem, Dia juga mengambil inisiatif untuk pergi
ke Taman Getsemani. Manusia-Penyelamat tahu apa yang sedang dilakukan-Nya dan
langkah apa yang sedang diambil-Nya. Dia pergi ke tempat Dia diserahkan kepada
orang-orang yang akan datang ke sana untuk menangkap-Nya dan membunuh-Nya.
Manusia-Penyelamat tidak takut ditangkap. Sebaliknya,
Dia berani menghadapi situasi itu, dan Dia bahkan menegur kejahatan orang-orang
yang menangkap-Nya. Sebenarnya, Tuhan tidak ditangkap; sebaliknya Dia menyerahkan
diri-Nya sendiri kepada orang-orang yang menangkap-Nya. Menurut Yohanes 18:4,
Tuhan Yesus bertanya kepada mereka, siapa yang sedang mereka cari. Ketika
mereka menjawab bahwa mereka mencari Yesus orang Nazaret, “Kata-Nya kepada
mereka: Akulah Dia” (ayat 5). Catatan dalam Injil Yohanes selanjutnya
memberi tahu kita bahwa ketika Ia mengatakan itu, “mundurlah mereka dan
jatuh ke tanah” (ayat 6). Ini menunjukkan bahwa sebenarnya mereka tidak
menangkap ManusiaPenyelamat, sebaliknya Dia dengan rela membiarkan mereka
menangkap-Nya.
Sewaktu kita membaca Lukas 22:47—23:56, kita perlu mengenal
siapakah yang ditangkap, dihakimi, dan disalibkan ini. Orang yang ditangkap ini
sesungguhnya adalah Allah, Allah dalam manusia. Ini berarti bahwa Allah
ditangkap oleh makhluk-makhluk ciptaan-Nya, dan bahkan ditangkap dengan cara
yang jahat. Tetapi Allah tidak menghakimi mereka, malahan Dia membiarkan
mereka. Dia rela ditangkap untuk menggenapkan penebusan bagi para pengikutNya
dan bagi orang-orang yang menangkap-Nya. Kita perlu semakin mengenal Dia dan
memuji Dia atas apa yang telah Ia rampungkan.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 51
No comments:
Post a Comment